Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Setelah mencetak laba bersih Rp1,02 triliun pada paruh pertama 2023, atau tumbuh 14,7% secara tahunan (yoy), sejumlah sekuritas asing memprediksi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) akan terus melesat.
Anak usaha Telkom Group ini diyakini sanggup mengantongi laba Rp2 triliun pada akhir tahun dengan prosentase pertumbuhan di atas rata rata industri.
Kinerja keuangan di sepanjang tahun 2023 sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar. “MTEL mencatatkan laba bersih Rp 1 triliun (+15% yoy) di 1H23-in-line dengan proyeksi kami/consensus (48%)” tulis Giovanni Dustin, analis IndoPremier Sekuritas dalam catatan singkatnya.
Morgan Stanley dalam laporan riset terbarunya memperkirakan laba bersih MTEL tembus Rp 2,05 triliun atau tumbuh 15% yoy. Senada dengan Morgan Stanley, Trimegah Sekuritas selaku broker lokal juga memproyeksi laba bersih tembus Rp 2,05 triliun.
Sementara itu, BCA Sekuritas memprediksi laba bersih MTEL untuk tahun 2023 bakal mencapai Rp 2,09 triliun. Sedangkan IndoPremier Sekuritas dan CGS-CIMB Sekuritas masing-masing melihat laba bersih MTEL dapat tembus Rp 2,11 triliun dan Rp 2,13 triliun atau tumbuh 17-18% dari tahun lalu.
Dari kelima sekuritas tersebut, baik asing maupun lokal, semuanya kompak optimis kinerja keuangan MTEL masih berpotensi tumbuh lebih dari 10% di tahun 2023 ini.
Perolehan laba bersih MTEL yang gemilang di paruh pertama terutama didongkrak oleh kenaikan revenue dan efisiensi operasional yang membuat beban perseroan tumbuh lebih rendah dari pendapatan.
Pendapatan MTEL naik 10,8% yoy mencapai Rp 4,1 triliun, terutama disebabkan karena adanya tambahan tenant selama tahun 2023 ini sebanyak 2.712 tenant sehingga kontribusi pendapatan dari segmen bisnis tower mencapai 84% dari total pendapatan.
Sementara itu dari sisi kinerja operasional, Earnings Before Interest Tax Depreciation and Amortization atau EBITDA perseroan tercatat mencapai Rp 3,4 triliun per semester I 2023 atau naik 16,1% yoy dari Rp 2,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan EBITDA yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan mengimplikasikan perbaikan marjin. Pada semester I-2023, marjin EBITDA MTEL tercatat mencapai 81,2% atau naik 3,68 poin persentase (pp) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai 77,5%.
Dulu menanam, sekarang musim panen
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan pencapaian kinerja semester I-2023 merupakan hasil dari ekspansi yang digelar beberapa tahun terakhir. Sejak sebelum IPO pada November 2021, perseroan mengakuisisi ribuan menara, memperluas jaringan fiber optik dan meningkatkan bisnis pendukung. Ekspansi ini dilakukan serentak terutama di luar pulau Jawa.
“Kami melakukan ekspansi sejalan dengan pergerakan pelaku industri operator telekomunikasi yang agresif bergerak ke luar Jawa. Permintaan di luar pulau Jawa akan terus meningkat, dipacu oleh pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Sekarang kami menikmati musim panen dari strategi yang kami lakukan sebelumnya,” kata Theodorus yang akrab disapa Teddy dalam diskusi dengan media, Selasa 1 Agustus.
Teddy menjelaskan tantangan pelaku industri menara ke depan adalah kemampuan monetisasi aset dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Dari sinilah perseroan dapat meningkatkan pendapatan dengan beban biaya relatif lebih rendah karena mengoptimalkan potensi aset eksisting.
“Banyak investor bertanya, dengan jumlah penguasaan menara dan serat optik seperti saat ini, apakah MTEL akan tetap tumbuh. Jawabannya, ruang pertumbuhan masih terbuka lebar. Fokus kami saat ini adalah monetisasi bisnis, optimalisasi aset dan meningkatkan kualitas pelayanan. Ini akan menjadi titik baru pertumbuhan bisnis Mitratel,” katanya.
Soal monetisasi itu, Teddy menjelaskan MTEL bisa mendulang pendapatan baru dari menara eksisting dengan menambah produk layanan. Hal yang sama juga terjadi pada bisnis serat optik. “Jadi, pelanggan kami saat ini terbiasa memesan jasa dalam satu paket; jasa sewa tower dan sewa power. Jadi, bisnis kami tidak lagi sekedar sewa menara. Monetisasi ini akan terus berlanjut ke peluang bisnis lain, terutama ketika permintaan pelanggan terhadap layanan 5G terus meningkat,” kata Teddy. (E-1)
NUANU City akan membuka secara resmi ‘Tri Hita Karana’ (THK) Tower pada Sabtu (28/9) mendatang. Menara itu disertai dengan proyeksi imersif yang dikembangkan oleh DELIVERED.
SEJUMLAH warga RW 010 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading mengadukan adanya tower atau menara telekomunikasi yang terbangun setinggi 20 meter
Percepatan pembangunan kawasan Transit Oriented Development LRT City Tebet dilakukan.
Kontribusi pendapatan dari bisnis fiber optik hingga saat ini, membuat perseroan meyakini lini usaha ini bakal memiliki prospek.
Bintaro Creative District merupakan sebuah Kawasan superblok terlengkap di Jabodetabek seluas 19,5 hektar yang berbasis Transit Oriented Development (TOD).
Dalam laporan kinerja Kuartal III-2023, MTEL mencatatkan kepemilikan 37.091 menara, bertambah 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.051 menara
Askrindo Syariah berhasil mencatatkan laba bersih per akhir Juni 2025 mencapai Rp96,903 miliar, tumbuh 5,11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Setiap 11 kilometer yang diselesaikan peserta akan dikonversikan menjadi donasi senilai Rp11.000, yang disalurkan kepada yayasan Rumah Harapan Indonesia (RHI).
Laba bersih 2024, sambung Heru, mencapai 61% dari target yang ditetapkan yang menunjukkan pengelolaan bisnis yang tetap sehat dan berdaya tahan.
Daftar Fortune Southeast Asia 500 adalah pemeringkatan tahunan yang dirilis oleh Fortune, mencakup 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan.
Kinerja ini didukung oleh kegiatan pengeboran 8 sumur eksplorasi dan 112 sumur pengembangan, yang dicapai melalui prinsip OTOBOSOR.
Selanjutnya, sektor keamanan, sebanyak 83,1% responden menilai baik/sangat baik dan 15,8 persen menilai buruk/sangat buruk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved