Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ketimpangan Pengeluaran pada Maret Alami Kenaikan

Media Indonesia
17/7/2023 19:00
Ketimpangan Pengeluaran pada Maret Alami Kenaikan
Rumah-rumah semipermanen berdiri di atas tepi Waduk Pluit, Jakarta.(Antara/Aditya Pradana Putra.)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023 dibandingkan September 2022 di 0,381 poin. Ini berarti ada peningkatan sebesar 0,007 poin.

Itu dikatakan Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto dalam Rilis BPS yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (17/7). Data tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran di Indonesia makin meningkat pada Maret 2023.

Bila dirinci berdasarkan wilayah, rasio gini di perkotaan tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan, yaitu masing-masing di level 0,409 poin dan 0,313 poin. Rasio gini di perdesaan pada Maret 2023 tetap konstan bila dibandingkan September 2022. Bahkan, secara menyeluruh, perkembangan rasio gini di perdesaan mengalami pergerakan yang terbilang stabil sejak September 2019, yakni berada di kisaran 0,313 hingga 0,315 poin.

Sementara itu, rasio gini di perkotaan menunjukkan perkembangan yang lebih fluktuatif. Nilai rasio gini pada September 2019 tercatat di level 0,391, kemudian menyentuh nilai tertingginya pada Maret 2023.

Di sisi lain, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan ialah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40% terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia. Berdasarkan ukuran tersebut, tingkat ketimpangan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40% terbawah angkanya di bawah 12%, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12%-17%, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17%.

Untuk data Maret 2023, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40% terbawah di perkotaan ialah sebesar 16,99%. Adapun persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40% terbawah di pedesaan tercatat 21,18%. Dengan demikian, mengacu pada kriteria Bank Dunia, ketimpangan yang terjadi di perkotaan tergolong pada kategori ketimpangan sedang dan ketimpangan di pedesaan tergolong pada kategori ketimpangan rendah. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya