Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tokenisasi Pembayaran Segera Gantikan Kartu

M. Ilham Ramadhan Avisena
19/6/2023 20:04
Tokenisasi Pembayaran Segera Gantikan Kartu
Warga melakukan transaksi di mesin ATM di salah satu ritel moderen di Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (24/5)(MI/Agung Wibowo)

PEMBAYARAN nirsentuh melalui tokenisasi bakal menjadi masa depan dalam sistem pembayaran di lingkup global. Pemanfaatan token bakal menghadirkan aktivitas transaksi yang lebih mudah, aman, dan cepat.

Demikian disampaikan Head of Products and Solutions PT Visa Worldwide Indonesia Dessy Safitri Marsi dalam Contactless Talk bertajuk Memasuki Era Virtual Banking di Indonesia, Senin (19/6).

"Tokenization ini adalah the future of payment. Contactless payment sekarang ini di Indonesia masih melalui kartu fisik, ke depan yang akan digunakan ialah melalui token yang merupakan improved security dan keamanan, jadi nomor kartu itu tidak perlu beredar lagi di ekosistem," terangnya.

Melalui pemanfaatan token, kata Dessy, segala aktivitas transaksi dapat dilakukan melalui gawai pintar yang dimiliki oleh masyarakat. Kerahasiaan data juga dipastikan bakal terjaga lantaran transaksi menggunakan nomor token, alih-alih menggunakan nomor kartu debet ataupun kredit.

Tokenisasi pembayaran sedianya juga telah diterapkan dalam ekosistem lokapasar di Indonesia. Hal yang sama juga nantinya diharapkan bakal diterapkan pula oleh perbankan di Indonesia.

Selain memudahkan dan memberikan keamanan dalam bertransaksi, tokenisasi juga meningkatkan efisiensi biaya bagi perbankan. Sebab, tak ada lagi keperluan untuk mencetak kartu dan mengirimkannya kepada nasabah. Bisa jadi, kata Dessy, karena tokenisasi, nasabah akan memiliki satu nomor akses keuangan seperti halnya Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang berlaku seumur hidup.

"Ini sebenarnya the future of payment yang membantu para digital bank untuk berinovasi untuk memberikan sistem pembayaran atau ke inovasi ke nasabah mereka," tuturnya.

Namun proses menuju era pembayaran nirsentuh total itu dinilai tak mudah. Indonesia, kata Dessy, masih memiliki sejumlah tantangan. Salah satu yang paling utama ialah kesiapan infrastruktur pendukung bagi sistem pembayaran itu.

Dari data Visa, misalnya, penetrasi pembayaran nirsentuh PayWave di Indonesia hanya 3% dari total transaksi. Sementara, konsumen Indonesia yang memanfaatkan PayWave dalam bertransaksi di luar negeri telah menembus 40% dari total transaksi orang Indonesia di luar negeri.

Hal itu menurut Dessy menjadi bukti nyata infrastruktur pendukung pembayaran nirsentuh di Tanah Air belum cukup memadai dan memenuhi kebutuhan masyarakat. "Artinya aneh ya, di Indonesia kartu contactless hanya dipakai 3%, tapi kalau customer Indonesia ke luar negeri, dari dihitung dari berapa banyak dia menggunakan PayWave, contactless, dibandingkan dengan seluruh transaksi face to face 40% sudah contactless, sementara di Indonesia baru 3%," urainya.

"Itu ada infrastruktur yang harus kita benahi untuk bisa kita menggunakan contactless. Ini terkait dengan kartu debet, karena mayoritas ada GPN. Jadi kalau kartu kredit itu sudah tidak ada masalah secara infrastruktur," sambung Dessy.

Di kesempatan yang sama, Head Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Inded) Nailul Huda menyampaikan, selain persoalan infrastruktur, hal lain yang juga dapat menghambat perkembangan pembayaran nirsentuh ialah literasi keuangan masyarakat yang rendah.

Literasi yang rendah bakal menghambat karena masyarakat akan sulit menerima adopsi perkembangan sistem pembayaran. Ketidaktahuan menurut Nailul akan mendorong pada ketidakpercayaan terhadap ekosistem baru yang sedang dan telah dibangun.

"Ini yang kalau saya bisa bilang memang meninggalkan loop hole dan PR, dan memang kalau misalkan masih ada loop hole yang begitu tinggi gap-nya ini bisa menjadi bumerang juga bagi masyarakat," kata dia. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya