Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menteri ESDM Akui Negosiasi Blok Masela Masih Alot dengan Shell

Insi Nantika Jelita
19/5/2023 20:52
Menteri ESDM Akui Negosiasi Blok Masela Masih Alot dengan Shell
Seorang warga menggunakan perahu semang atau ketinting di perairan Desa Liang Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.(Dok.Antara)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui negosiasi antara PT Pertamina dan perusahaan minyak asal Belanda, Shell, soal alihkelola proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela, di Maluku, masih berjalan alot.

PT Pertamina (Persero) bakal mengakuisisi participating interest (PI) sebesar 35% Blok Masela dari tangan Shell, setelah perusahaan tersebut hengkang dan melepas hak partisipasinya di blok tersebut. "Masih dalam proses negosiasi ya. Ini agak alot," ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (19/5).

Arifin membeberkan alotnya negosiasi tersebut karena Shell meminta tawaran tinggi kepada Pertamina untuk mengganti kekosongan pengelolaan wilayah kerja minyak dan gas yang berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, tersebut.

Pertamina dikabarkan harus merogoh kocek sebesar US$6 miliar atau sekitar Rp89 triliun (kurs Rp14.940) untuk mengakuisisi PI 35% dan modal kerja Blok Masela selama lima tahun ke depan. Perusahaan pelat merah itu akan menggandeng perusahaan migas asal Malaysia, Petronas untuk bersama mengambil PI tersebut.

"Kalau yang satu minta kemahalan, gimana. Dia tidak mau fleksibel. Shell itu ya mestinya dia lebih mengerti karena sejarahnya Shell di Indonesia sudah berapa lama investasinya," ucapnya.

Sejak Shell cabut dari proyek Blok Masela di 2020, Menteri ESDM menuturkan belum ada investor yang mengajukan alihkelola di Blok Masela. Sehingga, pemerintah mendorong Pertamina mengambil hak partisipasi untuk menggantikan Shell.

"Selama ini Shell menawar ke mana-mana kosong, enggak ada. Sekarang ini pemerintah mau mendorong wakil pemerintah untuk bisa masuk di Masela yang selama ini kosong," sebutnya.

Arifin berharap negosiasi antara Pertamina dan Shell segera rampung guna mendukung transisi energi dengan penggunaan gas dari Lapangan Abadi Masela. Blok tersebut memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik atau triliun cubic feet (tcf) dan 225 juta barel kondensat.

"Urgensinya itu kita tahu bahwa untuk mendukung transisi perlu cost. Gas ini lebih bersih dari batu bara. Gas itu lebih mendukung untuk transisi, makanya kita optimalkan sumber potensi yang ada sebelum 2060," pungkasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya