Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEJADIAN yang menimpa Bank Syariah Indonesia (BSI) patut menjadi pelajaran bagi pemerintah dan Kementerian BUMN. DIREKTUR Indonesia Development and Islamic Studies Yusuf Wibisono mengatakan agar tidak lagi melakukan konsolidasi prematur atas bank BUMN Syariah. Seandainya nasabah masih memiliki BSM, BNI Syariah dan BRI Syariah masing-masing sebagai BUS (bank umum syariah) yang terpisah, masyarakat memiliki pilihan yang lebih beragam dan menguntungkan bagi mereka, sesuai dengan kebutuhan.
“Ke depan, jangan ada lagi merger antar bank BUMN Syariah, seperti rencana BSI untuk akuisisi BTN Syariah. Sebagai market leader, bank BUMN Syariah seharusnya dibiarkan tumbuh secara organik dan diberi kesempatan menjadi besar dengan berspesialisasi pada ceruk pasar yang berbeda,” kata Yusuf.
Bagi bank syariah sendiri, keandalan sistem layanan keuangan menjadi krusial dan tidak boleh dipertaruhkan dengan apapun, termasuk karena harga yang murah atau karena sumber daya manusia (SDM) yang tidak kompeten, terlebih bagi BSI yang memiliki laba Rp4,26 triliun.
Baca juga: Rp378 Juta Uang Nasabah BSI Raib tidak Terkait Sistem
Bank syariah harus tegas merekrut dan hanya menerima SDM dengan kualifikasi tinggi untuk mengelola teknologi dan sistem layanan mereka, tidak sekedar karena senioritas. Yusuf juga meminta Bank syariah bekerja sama dengan pihak yang kredibel meski dengan harga yang lebih mahal, agar kepentingan konsumen terjaga.
“Terkait dengan cita-cita menjadi pusat keuangan syariah dunia, menurut saya sebaiknya kita lebih membumi,” kata Yusuf.
Baca juga: Pengamat: OJK dan Kementerian BUMN Harus Evaluasi Manajemen BSI
Sebelum melangit dengan cita-cita tinggi tersebut bank syariah sebaiknya menguatkan hal-hal mendasar, seperti fitur dan layanan keuangan yang komprehensif dengan harga yang kompetitif, dan tentunya keandalan sistem IT yang teruji.
“Hanya dengan demikian bank syariah akan mampu memperluas pasar, yang hingga kini market share perbankan syariah baru di kisaran 7%. Dengan market share yang lebih tinggi, setidaknya di kisaran 20-30%, baru Indonesia bisa bicara menjadi pusat keuangan syariah global. Saat ini, pemimpin perbankan syariah global adalah Arab Saudi yang market share perbankan syariah di negara itu di kisaran 70%,” kata Yusuf. (Try/Z-7)
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan kontribusi Bank Syariah Indonesia (BSI) cukup signifikan bagi industri perbankan syariah di Indonesia.
Upaya sistematik dan terkoordinasi di antara seluruh stakeholders perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat market share perbankan syariah yang signifikan.
PT Bank Aladin Syariah Tbk memperluas jangkauan dan menghadirkan layanan berbasis teknologi yang tetap mengedepankan prinsip syariah.
KEUNIKAN dan ketangguhan sektor keuangan syariah, terutama perbankan syariah, yang memiliki produk-produk dengan kekhasan tertentu relatif tahan terhadap goncangan ekonomi.
Perbankan syariah didorong untuk memiliki karakteristik yang kuat dengan memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat.
Diharapkan kerja sama ini dapat terus bertumbuh dan berlanjut, memberikan dampak kesejahteraan yang lebih luas lagi melalui layanan perbankan syariah di Indonesia.
Transaksi global lancar! Pelajari sistem pembayaran internasional, dari transfer bank hingga dompet digital, untuk bisnis lintas batas yang efisien.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 sebesar US$136,2 miliar. Jumlah itu menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 US$140,4 miliar.
Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada PPATK, Komite TPPU, serta lembaga dan instansi terkait lain atas upaya yang telah dilakukan.
PEMERINTAH tengah membahas dan menyiapkan kebijakan antisipasi dari dampak memanasnya konflik di Timur Tengah.
Bank Indonesia meluncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) ke-42. KSK pada 21 tahun yang lalu diluncurkan dengan tiga tujuan.
Nilai cadangan devisa pada akhir Januari 2024 tercatat US$145,1 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan dibanding posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2023, US$146,4 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved