DIREKTUR Utama Kereta Commuter Indonesia (KCI) Suryawan Putra Hia mengungkapkan, pengadaan kereta rel listrik (KRL) impor bekas dari Jepang masih akan dilakukan di tahun depan.
Ia mengatakan dalam rapat bersama yang dipimpin Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu menghasilkan keputusan untuk pengadaan pengganti KRL. Untuk tahun ini, persetujuan impor Kereta bekas di 2023 masih menunggu hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Lalu, di tahun depan ada dua opsi yakni melakukan retrofit secara menyeluruh atau mengupayakan sebagian retrofit dan impor KRL bekas.
Baca juga : KAI Gratiskan Tarif Angkut Motor Saat Mudik Lebaran
Retrofit sendiri merupakan modernisasi atau penambahan teknologi atau fitur baru pada sistem lama KRL. Pelaksanaan retrofit akan dilakukan lewat PT Industri Kereta Api (Inka) untuk menggantikan kereta yang pensiun.
"Ada beberapa pertimbangan (masih impor KRL), pertama soal kemampuan produksi Inka dan kedua kemampuan finansial KCI," kata Suryawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (27/3).
Baca juga : Transportasi IKN, Menhub ungkap Rencana Bangun Bandara dan Kereta
KCI sudah memesan 16 rangkaian kereta baru (trainset) atau 192 unit kereta baru ke Inka, namun baru bisa beroperasi di 2025.
Suryawan menambahkan untuk saat ini ada beberapa kereta yang sudah tidak bisa beroperasi karena usia sarana kereta yang di atas 40 tahun, sehingga sistem pengadaan suku cadang kereta tidak mumpuni.
KCI akan mengganti 10 rangkaian kereta atau trainset di tahun ini dan membutuhkan 19 trainset di 2024 untuk mengkonversi kereta lama.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal mendesak agar PT KCI selaku anak usaha PT Kereta Api Indonesia untuk memprioritaskan pelaksanaan retrofit ketimbang pengadaan impor KRL bekas di 2024.
Ia pun mempertanyakan langkah PT KCI yang memesan kereta baru ke Inka di tahun lalu, sementara sudah mengetahui ada banyak kereta yang masuk masa pensiun.
"Kan bapak tahu yang operasi kereta ini sudah masuk pensiun. Bagaimana perencanaan selama ini. Lalu, ini terkesan ada yang mau impor sekali, padahal kereta yang di luar negeri mau dibuang," katanya. (Z-5)