Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Suara Jokowi Meninggi saat Bicara soal Daging Sapi Impor

Micom
14/7/2016 21:16
Suara Jokowi Meninggi saat Bicara soal Daging Sapi Impor
(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

RAUT wajah Presiden Joko Widodo tampak serius. Di tangannya ada dua berkas foto copi. Sesekali ia memperhatikan kedua berkas itu.

"Ini tidak betul, ada peraturan seperti ini, dan harus segera direvisi. Kalau tidak, kita akan terus-menerus membeli daging dengan harga mahal dan tidak kompetitif," kata Jokowi saat berjumpa dengan wartawan di Istana Negara, Kamis (14/7).

Jokowi didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Juru Bicara Presiden Johan Budi.

Ada dua agenda yang dibicarakan Presiden. Pertama, soal UU Pengampunan Pajak. Kedua, terkait harga daging sapi yang masih mahal padahal Jokowi sudah menginstruksikan agar harga daging sapi Rp80 ribu/kg.

Saat berbicara harga daging sapi, suara Jokowi yang semula datar tiba-tiba meninggi. "Ini (harga mahal) karena hulu sampai hilir sudah dikuasai (oleh pihak-pihak tertentu). Termasuk aturan-aturan seperti ini, yang membuat harga daging Rp120.000 ka atas terus. Silakan pengusaha berusaha, tapi harus fair. Keuntungan itu yang wajar," tukas Jokowi dengan suara meninggi.

Aturan yang dimaksudnya ialah Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 serta Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 58 Tahun 2015.

UU tersebut dimaksudkan untuk menahan impor sapi siap potong untuk membuat impor sapi bakalan lebih murah. Tujuannya agar ada nilai tambah dari impor sapi bakalan yang akan digemukkan. Namun ternyata harga sapi bakalan impor lebih mahal dari impor sapi siap potong. Kondisi ini yang membuat harga daging tinggi.

Kemudian Permentan yang melarang impor jeroan serta daging sapi beku secondary cut juga dihapus.

Jokowi mengatakan, pemerintah ingin konsumsi daging Indonesia meningkat dari sekarang 2,5 kg/kapita, jauh dibandingkan Malaysia 35 kg/kapita. "Saya minta harga daging tidak Rp 60.000/kg, tapi mintanya Rp 80.000/kg dulu," imbuh Jokowi.

Peraturan yang ada, kata Jokowi, sangat tidak masuk akal, seperti adanya ketentuan larangan impor sapi siap potong, sementara sapi bakalan siap impor.

"Harusnya kan sapi bakalan dan sapi siap potong boleh diimpor. Kenapa bisa ada perbedaan seperti itu?," kata Presiden.

Presiden Jokowi berjanji, dalam waktu dekat, akan merevisi peraturan-peraturan yang menghambat perkembangan peternakan di Indonesia untuk mencegah monopoli pihak tertentu sehingga bisa terjadi suatu persaingan yang adil.

Selain itu, Presiden Jokowi juga mempertanyakan alasan dilarangnya impor jeroan sapi karena dianggap berasal dari ternak sapi yang tidak sehat di negara asalnya.

"Lha wong jeroan yang diimpor juga berasal dari sapi yang kita impor dari negara sama. Masa' di negara asal jeroan mengandung penyakit lalu tiba di Indonesia tidak mengandung penyakit? Aneh-aneh saja," ujarnya.

Mungkinkah harga daging sapi bisa turun setelah kedua peraturan itu direvisi? (X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya