Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, diwakili Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto, sebagai Ketua Delegasi Indonesia hadir dan berpartisipasi aktif pada rangkaian kegiatan pada pertemuan ASEAN Cocoa Club di Gedung Departemen Pertanian, Chatuchak, Bangkok, Thailand (23/2).
Kali ini, pertemuan acara puncak The 23rd Meeting of ASEAN Cocoa Club dipimpin oleh Chairman of ACC dari Malaysia dan Vice Chairman dari Filipina. Puncak pertemuan ini membahas strategi dan skema untuk menghadapi situasi global khususnya terkait hilirisasi kakao. Salah satu kasus global adanya diskriminasi tarif pada komoditas pertanian regional ASEAN sangat penting untuk diatasi.
“Kita perlu sama-sama bicara dan memiliki paradigma yang sama khususnya terkait diberlakukannya EU regulation untuk sustainability dan traceability, yang berdampak pada 7 komoditas pertanian yaitu beberapa produk peternakan, kelapa sawit, kedelai, karet, produk kayu, kopi dan termasuk kakao. Hal ini menjadi penting, karena EU merupakan salah satu target pasar regional ASEAN yang besar,” ujar Heru.
Para delegasi yang hadir setuju akan gagasan tersebut dan sepakat bahwa hal ini penting untuk disampaikan pada level AMAF dimana ASEAN harus cepat bergerak supaya tidak tertinggal.
“Diharapkan di level AMAF dapat lebih dirumuskan komponen kebijakan dan aksi yang lebih konkrit untuk mengatasi permasalahan global terhadap kakao, disamping untuk lebih meningkatkan pengembangan komoditas kakao secara regional secara sustainable dan tertelusur dari hulu hingga ke hilir,” harapnya.
Baca juga : Kementan Sebut Panen Raya Februari 2023 Dapat Hasilkan 3,2 Juta Ton Beras
Heru menambahkan, Ditjen Perkebunan juga terus akan fokus dan bersinergi mendorong peningkatan kualitas mutu produksi maupun produktivitas tanaman beserta produk turunannya agar bernilai tambah, berdaya saing dan menerapkan keberlanjutan serta ramah lingkungan sehingga dapat menembus pasar ekspor.
Ia menjelaskan, selain dilakukan sosialisasi, pembinaan dan pengawalan, Ditjen Perkebunan juga melakukan bimbingan teknis demi menjaga kualitas mutu kakao, baik dari hulu hingga hilir.
Selain itu, juga mendorong kemitraan antara pengusaha atau industri dengan pekebun untuk pengembangan hilirisasi komoditas kakao. Apabila kerjasama terjalin dengan baik maka hasil produksi maupun produk turunannya akan semakin kuat dan tentu saja akan berdampak positif bagi pendapatan pekebun, serta saling menguntungkan.
“Kementan tetap optimis produk turunan atau hasil olahan komoditas perkebunan dalam hal ini kakao asal Indonesia dapat bersaing di pasar ekspor Uni Eropa,” ujarnya.
Lebih lanjut Heru menyampaikan, selain kesepakatan terkait substansi hilirisasi kakao, disepakati juga bahwa tuan rumah untuk pelaksanaan pertemuan ASEAN Cocoa Club selanjutnya adalah Vietnam untuk tahun 2024, Indonesia untuk tahun 2025, sedangkan Philipina untuk tahun 2026. (RO/OL-7)
Kemendag telah memfasilitasi sekitar 700 UMKM di program UMKM Bisa Ekspor dengan total transaksi US$90,04 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.
PERBATASAN Thailand-Kamboja kini membara lagi. Kontak senjata serupa pernah meletus pada 2008.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia mendukung penuh upaya ASEAN dalam mencari solusi damai atas konflik internal di Myanmar serta ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja
KOMITMEN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG)
Strategi tarif resiprokal yang diterapkan AS kepada 10 negara ASEAN bertujuan mengurangi defisit perdagangan AS melalui meningkatkan tarif impor.
TikTok Southeast Asia Growth Summit 2025 merupakan forum yang mempertemukan kreator dan publisher dari seluruh kawasan untuk berbagi wawasan seputar tren konten.
Hilirisasi industri kakao di Indonesia terus dipacu melalui strategi klasterisasi UMKM yang difokuskan pada penciptaan ekosistem agribisnis inklusif dari hulu ke hilir,
Kakao (Theobrema cacao L.) tidak hanya berperan sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara, tetapi juga menjadi tulang punggung pendapatan ribuan petani.
Program MMSGI dinilai mendorong kemandirian ekonomi masyarakat adat Dayak Kenyah, di Desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kolaborasi ini membantu pelaku industri dan petani komoditas kopi dan kakao untuk memenuhi poin-poin keberlanjutan agar komoditas dapat diekspor dan diterima pasar global.
Riset yang terbatas dan transfer teknologi yang kurang optimal menyebabkan produktivitas kakao hanya mencapai sepersepuluh dari potensi maksimalnya.
Proses pascapanen pun terbilang sederhana. Petani hanya perlu menjemur biji kakao selama lima hari untuk mengurangi kadar air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved