BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 yang mencapai 5,31% secara kumulatif atau dari Januari-Desember 2022 dibandingkan pada tahun 2021. Sementara itu, secara tahunan pada triwulan IV 2022 ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2021 dan secara kuartalan, ekonomi Indonesia tumbuh 0,36% dibandingkan triwulan III 2022.
"Jika diukur berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2022 mencapai Rp19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp71,0 juta atau US$4.783,9," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (6/2).
Baca juga: Optimisme di Tengah Ancaman Resesi Global Terus Digelorakan
Secara rinci, pertumbuhan ekonomi Indoneska mengalami perlambatan jika dilihat secara kuartalan pada triwulan IV 2022. Kondisi ini dikatakan sama dengan tahun-tahun sebelumnya yakni pada akhir tahun, pertumbuhan ekonomi selalu melambat.
Sementara itu, jika dilihat secara tahunan dan kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia dikatakan masih mampu tumbuh solid di tengah kondisi yang ada.
"Secara tahunan, perekonomian pada triwulan IV 2022 tumbuh 5,01% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Tren pertumbuhan ekonomi tahunan masih tumbuh di level 5% walaupun melambat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2022. Hal ini memperlihatkan perekonomian Indonesia tumbuh solid pada 2022," ujarnya.
"Secara kumulatif, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31% dibandingkan tahun 2021. Kinerja ekonomi pada 2022 menguat dibandingkan 2021. Pertumbuhan ekonomi tahunan kembali mencapai 5% seperti sebelum pandemi. Jadi bisa dilihat pertumbuhan tahunan dan kumulatif membaik," sambung Margo.
Menurutnya, seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada triwulan IV 2022. Seluruh leading sektor seperti industri, pertambangan, pertanian, perdagangan, dan konsumsi melanjutkan tren pertumbuhan positif dan memberikan kontribusi 64,75% terhadap PDB pada triwulan IV 2022.
Kemudian, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV 2022 adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh 16,99% dan akomodasi serta makanan dan minuman yang tumbuh 13,81%.
"Pertumbuhan itu semua didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat serta kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara pada triwulan IV 2022," tuturnya.
Sementara itu, Margo menambahkan bahwa industri pengolahan telah menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yaitu 1,17% pada triwulan IV 2022 diikuti perdagangan, transportasi dan pergudangan, dan lainnya.
Lebih lanjut, berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 4,77% pada triwulan IV 2022 yang disebabkan oleh penurunan realisasi belanja barang dan jasa serta bantuan sosial.
Lain hal dengan konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh 4,48% sekaligus menjadi penyumbang utama PDB menurut komponennya pada triwulan IV 2022.
Sementara itu, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) juga tumbuh 3,33%. Komponen ekspor tumbuh 14,93% dan impor 6,25%. Peningkatan ekspor akibat kenaikan harga komoditas unggulan. Sementara impor didorong peningkatan impor barang modal dan bahan baku yang mengindikasikan permintaan sektor produksi domestik sudah menunjukkan adanya penguatan.
"Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 2,38% diikuti ekspor 2,17% kemudian PMTB 1,09% dan lainnya minus 0,47% pada triwulan IV 2022," pungkas Margo. (OL-6)