MENTERI BUMN Erick Thohir menegaskan, jajarannya siap mengoptimalisasi investasi di sektor pangan demi kedaulatan pangan Indonesia. Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, industrialisasi pangan merupakan bagian dari investasi utama, selain investasi pada hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).
BUMN, menurut Erick, sudah mulai menarik investasi secara aktif demi mengamankan pasokan bahan–bahan pangan utama antara lain investasi di industri sapi, baik industri pengolahan daging maupun produksi susu.
Baca juga: Sinar Mas Land Gandeng Jepang Kembangkan Office Portfolio Partnership
"Ini yang harus kita intervensi. Salah satunya bagaimana kita kerjasama bidang ternak, bisnis industri sapi, baik daging maupun susu,” ujar Erick dalam keterangannya, Rabu (1/2).
Pada pengembangan industri susu yang dianggap krusial mengingat 80% dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor, Erick telah melakukan pembicaraan dengan perusahaan susu Belanda, Frisian Flag.
Ia mengatakan saat kunjungan kerja ke Belanda beberapa waktu lalu, Frisian Flag ingin berinvestasi 8.000–12.000 sapi. Peluang ini akan dimanfaatkan pemerintah guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Pihaknya telah membentuk Holding BUMN Pangan pada 7 Januari 2022. Holding ini terdiri atas PT RNI (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam.
Erick pun menegaskan pembentukan Holding BUMN ini dilakukan untuk menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model.
Ia juga mulai menyentuh bisnis BUMN sektor perkebunan. Salah satu langkah strategisnya adalah mempertajam bisnis pada dua produk utama, yaitu kelapa sawit dan gula. Untuk pengembangan produk kelapa sawit, Menteri BUMN mendorong agar setiap 1.000 hektare lahan kelapa sawit harus ada satu pabrik pengolahan minyak makan merah, produk substitusi minyak goreng yang kerap kekurangan pasokan. Erick memasukan pembentukan Palm Co dalam rencana kerja utamanya tahun ini. (OL-6)