ANGGOTA Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyampaikan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menjadi instansi terlapor yang paling banyak diadukan masyarakat pada sektor perekonomian I sepanjang tahun lalu.
75 laporan masyarakat terkait instansi OJK telah ditangani Keasistenan Utama III Ombudsman RI dengan rata-rata pengaduan mengenai asuransi. Lalu, 14 laporan yang ditujukan ke Bappebti juga telah ditangani.
Baca juga: Kementan Perkuat Mekanisasi Pertanian Guna Hadapi Krisis Pangan Global
Ombudsman RI juga telah menyelesaikan lima laporan terkait potensi maladministrasi di Kementerian Perdagangan (Kemendag), empat laporan yang ditujukan ke PT Jiwasraya dan lainnya.
"OJK paling tinggi instansi yang dilaporkan. Kedua ada Bappebti. Di 2021 laporan Bappebti cuma dua, di 2022 sudah banyak ada 14," ungkap Yeka dalam konferensi pers secara daring, Kamis (26/1).
Asuransi, perbankan dan perdagangan berjangka komoditi menjadi substansi laporan masyarakat yang paling dominan diadukan pada sektor perekonomian I di Ombudsman RI.
Pada praktiknya, Yeka mengatakan OJK dan Bappebti dinilai cukup kooperatif dalam proses penanganan laporan masyarakat melalui Ombudsman.
Namun, laporan ini dianggap perlu menjadi perhatian untuk perbaikan dalam rangka penyelesaian setiap pengaduan masyarakat.
Ke depannya ia meminta OJK dan Bappebti dapat mempercepat penyelesaian pengaduan, seperti halnya yang dilakukan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.
"Ada 601 kasus laporan di BTN, tapi kurang dari dua bulan mereka sudah bisa menyelesaikan. Ada percepatan laporan yang diselesaikan bila ada kesepahaman. Mungkin ini bisa dicontoh," imbuh Yeka.
Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappebti Kemendag Didid Noordiatmoko mengatakan bakal memperkuat literasi mengenai perdagangan berjangka komoditi ke masyarakat guna memahami risiko yang diambil saat melakukan perdagangan tersebut.
Saat ini, Bappebti melakukan pengawasan perputaran uang lebih dari Rp22 ribu triliun. Baik itu melalui perdagangan aset kripto, perdagangan berjangka komoditi, emas digital dan sebagainya. (OL-6)
"Dengan melibatkan pelanggan lebih dari 32 juta orang, yang mana 16,5 juta adalah pelanggan aset kripto. Kalau dipanggil tiap bulan karena kasus memang eneg juga, kita akan menggerakan literasi berjangka komoditi ke depannya," sebutnya. (Ins)