Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMERINTAH mulai menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel perdana tahun ini. Obligasi tersebut yakni Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 yang akan ditawarkan secara daring.
Bentuk dan karakteristik SBN ritel tersebut yakni merupakan obligasi negara tanpa warkat; tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder; tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (Early Redemption).
Masa penawaran untuk dua seri SBR itu dimulai sejak 19 Januari hingga 9 Februari 2023. Tanggal penetapan hasil penjualan dari obligasi tersebut ialah pada 13 Februari dengan setelmen di 15 Februari 2023.
Sementara tanggal jatuh tempo pada SBR012-T2 ialah pada 10 Februari 2025 dengan nilai pemesanan mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 miliar. Sedangkan seri SBR012-T4 jatuh tempo pada 10 Februari 2027 dengan nilai pemesanan mulai dari Rp1 juta hingga Rp10 miliar.
Baca juga: Sejak Awal Tahun IHSG Masih Tumbuh 4,09%
Adapun jenis kupon yang ditawarkan oleh dua seri SBN ritel tersebut ialah mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate.
Pembayaran kupon untuk kedua seri SBR itu dilakukan setiap tanggal 10 tiap bulannya. Tingkat kupon untuk SBR012-T2 yakni untuk periode 3 bulan pertama adalah sebesar 6,15%, berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 5,50% ditambah spread tetap 65 bps (0,65%).
Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Penyesuaian Tingkat Kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 65 bps (0,65%).
Kemudian tingkat kupon sebesar 6,15% adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
Sedangkan tingkat kupon untuk seri SBR012-T4 yakni untuk periode 3 bulan pertama adalah sebesar 6,35%, berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 5,50% ditambah spread tetap 85 bps (0,85%).
Tingkat Kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 85 bps (0,85%).
Baca juga: Presiden Ungkap Gonta-ganti Nama Kebijakan Bikin Ruwet Investasi
Kemudian tingkat kupon sebesar 6,35% adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
Masyarakat yang ingin membeli SBN ritel tersebut dapat menghubungi 29 mitra distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik (layanan online).
29 mitra distribusi tersebut terdiri dari 18 bank umum, yakni PT Bank Central Asia Tbk; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank CIMB Niaga Tbk; PT Bank OCBC NISP Tbk; PT Bank Commonwealth; PT Bank Panin Tbk; PT Bank Danamon Indonesia Tbk; PT Bank Permata Tbk; PT Bank DBS Indonesia.
Kemudian PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk; PT Bank HSBC Indonesia; PT Bank UOB Indonesia; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk; PT Bank Maybank Indonesia Tbk; PT Bank Victoria International Tbk; PT Bank Mega Tbk; dan Standard Chartered Bank, Indonesia.
Lalu 5 perusahaan efek, yakni PT BRI Danareksa Sekuritas; PT Phillip Sekuritas Indonesia; PT BNI Sekuritas; PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk; dan PT Mandiri Sekuritas.
Baca juga: Suku Bunga Acuan Naik jadi 5,75%, BI Kejar Penurunan Inflasi
Kemudian 6 perusahaan teknologi finansial, yaitu PT Bareksa Portal Investasi; PT Investree Radhika Jaya; PT Bibit Tumbuh Bersama; PT Mitrausaha Indonesia Grup (modalku); PT Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+); dan PT Star Mercato Capitale (Tanamduit).
Direktur Mandiri Sekuritas Theodora Manik mengatakan, pihaknya memperkirakan pasar obligasi Indonesia di 2023 akan lebih baik dibanding 2022. Itu karena tingkat inflasi dalam negeri mulai menunjukkan perlambatan dan siklus kenaikan suku bunga mendekati puncaknya.
Karenanya, menurut dia, ini merupakan momen yang tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar obligasi negara. "Berinvestasi di SBR juga berarti memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi nasional karena dana yang terkumpul akan digunakan pemerintah sebagai pemenuhan target APBN," tutur Theodora.
"Dana SBR012 yang terkumpul akan digunakan untuk program pemerataan pembangunan, pendidikan, dan kesehatan di Indonesia," pungkasnya.(OL-11)
Hingga pertengahan tahun ini, terdapat 152 penawaran umum, yang mencakup 41 emiten baru. Pergerakan IHSG disebut menunjukkan tren positif.
Dari 23 perusahaan tersebut, 14 di antaranya merupakan perusahaan aset skala besar, 5 perusahaan aset skala menengah dan 4 perusahaan aset skala kecil.
PT Primadaya Plastisindo Tbk. optimistis akan mendulang kinerja yang bertumbuh pasca-aksi korporasi penawaran umum perdana saham
Hingga penutupan masa penawaran umum, TGUK oversubscribed hingga 159,91 kali. Pemesanan investor mencapai 26,5 miliar saham dan oversubscribed sampai 159,91 kali
Adapun kisaran harga penawaran awal sebesar Rp100 sampai dengan Rp105 per lembar sahamnya, dengan target perolehan dana sebesar Rp21 miliar.
Sedangkan SBN valas akan dijadikan instrumen pelengkap untuk mengindari crowding out dengan tetap memperhatikan nilai pembiayaan yang menarik.
Pemerintah merilis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel seri SR017 dengan masa penawaran yang berlangsung dari tanggal 19 Agustus sampai 14 September 2022.
PEMERINTAH akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (20/9) ditargetkan memperoleh sebesar Rp9 triliun.
Bibit menjadi midis kategori fintech yang mencetak angka terbesar untuk penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel seri SR017 pada 19 Agustus-14 September 2022.
SBN ini merupakan penawaran surat berharga negara pamungkas pada tahun ini. Tak heran, antusiasme masyarakat berinvestasi pada obligasi ritel ini cukup tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved