Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
INSTRUMEN dan produk investasi semakin banyak jenisnya dari tahun ke tahun. Jenis investasi yang saat ini digemari masyarakat di antaranya adalah saham dan obligasi.
Pada umumnya, berinvestasi pada saham maupun obligasi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari modal yang ditanamkan. Namun, saat ini, masih terdapat banyak investor, khususnya pemula yang belum memahami perbedaan saham dan obligasi. Yuk, sobat MI simak, penjelasan di bawah ini.
Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan.
Baca juga: Pahami Investasi Jangka Pendek! Ini Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya
Obligasi diterbitkan oleh pihak berhutang kepada pihak yang berpiutang. Penerbitan obligasi disertai perjanjian untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya pada waktu yang ditentukan.
Setelah memahami pengertian obligasi, kini Anda harus melek tentang jenis obligasi yang ada. Ini bermanfaat agar bisa memilih dengan baik jenis obligasi mana yang ingin Anda beli. Berikut penjelasannya.
Setiap badan hukum sebenarnya bisa menerbitkan obligasi. Namun, ada aturan yang mengikat agar tidak merugikan investor yang membeli obligasi dan perusahaan atau lembaga yang menerbitkan obligasi. Ini dia tiga jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit:
1. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan negara. Surat utang ini sah secara hukum dan dilindungi berbagai peraturan, termasuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri keuangan (PMK), dan lainnya.
Ini membuat obligasi pemerintah menjadi salah satu instrumen investasi yang paling diincar investor karena cenderung lebih aman dari risiko gagal bayar. Di Indonesia, obligasi jenis ini biasanya diterbitkan setiap 1 tahun sekali.
Ada beberapa jenis obligasi dalam obligasi pemerintah, yakni Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Negara Tabungan (ST). Surat utang dengan nama depan sukuk berarti surat utang yang berbasis syariah.
2. Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh BUMN atau perusahaan swasta. Biasanya obligasi korporasi ini jatuh tempo dalam waktu yang cenderung pendek, minimal satu tahun.
Risiko obligasi korporasi akan lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah. Namun, ini tergantung kondisi perusahaan penerbit, pasar, hingga kondisi politik negara tempat perusahaan tersebut berdomisili.
3. Obligasi Pemerintah Daerah
Selanjutnya ada obligasi pemerintah daerah. Sesuai namanya, obligasi jenis ini diterbitkan oleh pemerintah daerah. Tujuannya adalah membantu pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan.
1. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional adalah surat utang yang mempunyai satuan nominal yang besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
2. Obligasi Ritel
Sebaliknya, obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nilai nominal kecil, misalnya Rp1 juta. Obligasi ini biasanya diterbitkan pemerintah, tapi korporasi juga bisa menerbitkannya.
1. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional dalam jenis obligasi berdasarkan imbal hasil diartikan sebagai surat utang yang diterbitkan pihak tertentu untuk mendapat pinjaman. Nantinya, pinjaman akan digunakan sebagai tambahan modal dengan perjanjian memberikan imbal hasil atau bunga kepada investor dalam jangka waktu tertentu.
2. Obligasi Syariah
Obligasi syariah atau dikenal dengan nama sukuk adalah surat utang yang memberikan imbal hasil berupa uang sewa. Perhitungannya dilakukan berdasarkan prinsip syariah Islam, tanpa mengandung unsur riba. Imbal hasil akan dibayarkan secara berkala dalam periode tertentu. Sementara, peminjam akan melunasi pokok utang pada tanggal jatuh tempo.
1. Secured Bonds
Secured bonds adalah obligasi yang dijaminkan dengan kekayaan milik penerbit atau bisa juga dijaminkan pihak ketiga. Nantinya, dana penjualan obligasi akan digunakan untuk membeli aset tertentu lalu aset dipinjamkan ke perusahaan. Jenis obligasi ini dibagi menjadi tiga:
2. Unsecured Bonds
Sementara, unsecured bonds adalah jenis obligasi yang tidak dijaminkan menggunakan kekayaan milik penerbit. Obligasi jenis ini dibagi menjadi tiga:
1. Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah surat utang yang memungkinkan pemegang surat utang untuk mengkonversinya menjadi saham perusahaan penerbit obligasi dengan rasio penukaran yang sudah disepakati sebelumnya.
Obligasi ini merupakan obligasi yang biasanya mempunyai tingkat kupon rendah karena investor dianggap telah diberi kemudahan untuk mengubah surat utangnya menjadi surat kepemilikan alias saham.
2. Obligasi Tukar
Obligasi tukar hampir mirip dengan obligasi konversi. Bedanya, dalam obligasi tukar pemegang surat utang bisa mengubah obligasi menjadi saham afiliasi penerbitnya. Misalnya, saham milik anak ataupun induk perusahaan.
3. Obligasi Opsi Beli
Selanjutnya ada obligasi opsi beli. Ini adalah surat utang yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk membelinya kembali dari tangan investor sesuai harga yang disepakati. Artinya, investor bisa menawarkan harga lebih tinggi dari kupon yang dijanjikan pada saat pembelian obligasi tersebut.
4. Putable bonds
Obligasi ini lebih tegas dalam kewajiban membeli kembali obligasi dari tangan investor. Pada putable bonds, investor punya hak untuk mengharuskan penerbit obligasi untuk membeli kembali surat utangnya.
1. Obligasi Kupon
Obligasi kupon adalah surat utang yang secara berkala memberikan bunga kepada pihak investornya. Kupon di sini berisikan nominal tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.
2. Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bonds)
Obligasi tanpa bunga adalah surat utang yang tidak ada bunga atau tidak memberikan kupon secara berkala. Investor yang membeli obligasi ini mendapat keuntungan dari selisih harga jual diskonto dan nilai yang tampak saat surat utang diperdagangkan.
3. Obligasi Kupon Tetap (Fixed Coupon Bonds)
Obligasi kupon tetap adalah surat utang yang menawarkan tingkat suku bunga tetap kepada investornya hingga jatuh tempo surat utang tersebut. Artinya, investor sudah bisa memastikan imbal hasil yang bakal diterima.
4. Obligasi Kupon Mengambang (Floating Coupon Bonds)
Kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya tergantung dengan indeks pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon batas minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama ditetapkan akan menjadi besaran kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo.
Berikut adalah contoh obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar modal:
1. Obligasi korporasi
Ini adalah obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan swasta nasional termasuk BUMN dan BUMD.
2. Surat Utang Negara (SUN)
Surat Utang Negara (SUN) atau surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah sesuai dengan UU No.24/2002.
3. Sukuk Korporasi
Ini merupakan instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan Bapepam & LK Np. IX.A.13 tentang Efek Syariah.
4. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Ini merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan syariah Islam sesuai dengan Undang-Undang No.19/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
5. Efek Beragun Aset (EBA)
Efek Beragun Aset (EBA) adalah efek bersifat utang yang diterbitkan dengan Underlying Asset sebagai dasar penerbitan.
Baik saham maupun obligasi memiliki caranya masing-masing dalam menumbuhkan dana yang investor tanamkan. Perusahaan harus melakukan keseimbangan antara dua jenis pendanaan untuk memastikan struktur modal yang tepat untuk bisnis. Berikut merupakan perbandingan faktor-faktor yang terdapat pada saham dan obligasi.
1. Bentuk Kepemilikan
Perbedaan yang paling mendasar antara saham dan obligasi adalah bentuk kepemilikannya. Saat investor berinvestasi melalui saham, maka investor akan menjadi bagian pemilik dari perusahaan tersebut. Sebagai pemegang saham investor dapat mengklaim kepemilikan pada perusahaan tersebut serta dapat hadir ke Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sementara obligasi adalah bentuk hutang yang dijanjikan oleh entitas penerbit untuk dilunasi dalam periode tertentu. Investor yang berinvestasi pada obligasi tidak memiliki kepemilikan atas perusahaan atau penerbit yang mengeluarkan surat hutang.
2. Keuntungan
Selanjutnya, perbedaan antara saham dan obligasi adalah bagaimana instrumen tersebut menghasilkan keuntungan. Dalam saham, keuntungan yang bisa kamu dapatkan adalah capital gain yang didapat dari selisih harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli. Selain itu, investor juga akan menerima pembagian hasil keuntungan perusahaan yang biasa disebut dengan dividen.
Di sisi lain, keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi obligasi adalah kupon. Umumnya kupon obligasi lebih tinggi daripada bunga dari deposito perbankan. Selain itu, pemegang obligasi juga dapat memperjualbelikan yang dimilikinya di pasar sekunder dan akan memperoleh keuntungan berupa capital gain sama seperti saham.
3. Risiko
Meskipun tujuan berinvestasi adalah mendatangkan keuntungan namun investor tetap harus mewaspadai beberapa risiko saat berinvestasi. Investasi saham sebenarnya memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dibandingkan obligasi karena harga saham memiliki tingkat fluktuasi yang sangat tinggi bergantung pada sentimen pasar. Sehingga harga saham terus berubah mengikuti situasi yang terjadi di bursa. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan risiko kerugian atau capital loss yaitu kondisi dimana kamu harus menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga beli.
Sedangkan risiko yang paling sering ditemui dalam obligasi adalah risiko likuiditas. Investor akan mengalami risiko likuiditas jika obligasi sulit untuk dijual kembali dalam waktu singkat. Investasi obligasi dinilai tidak cukup likuid karena dana investasi ditahan dalam rentang waktu tertentu. Jika investor ingin menjual kembali obligasi tersebut sebelum jatuh tempo, maka akan terdapat potensi kerugian oleh investor. (OL-1)
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Kenapa Palaran? Karena Palaran akan menjadi akan menjadi kawasan yang menjanjikan di masa depan.
Kenaikan kinerja bisnis UMKM pada Triwulan I/2025 ini tidak lepas dari pengaruh Ramadan dan Idul Fitri yang mendorong lonjakan permintaan dan harga.
Media sosial memiliki dampak sangat besar dalam industri kue, karena menjadi sumber inspirasi bagi para pembuat kue untuk menciptakan berbagai jenis dan rasa yang unik.
BISNIS jasa desain interior masih tumbuh di tengah perekonomian yang melesu. Setidaknya ini dialami Nodes Studio yang mulai berkiprah sejak 2020.
Tahun ini, kompetisi yang diikuti 96 mahasiswa dari 24 Universitas di Indonesia ini mengangkat isu penting seputar keberlanjutan, mendorong peserta untuk menghadirkan solusi bisnis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 12 Juni 2925, dibuka melemah 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.211,85.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025, dibuka melemah 16,15 poin atau 0,22% ke posisi 7.214,59.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 10 Juni 2025, ditutup menguat 117,31 poin atau 1,65% ke posisi 7.230,74.
Direktur PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (BAUT) Simon Hendiawan menyampaikan laporan kepemilikan saham di perseroan untuk memenuhi ketentuan Pasal 2 POJK Nomor 4/POJK.04/2024.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah terbatas, pada perdagangan Rabu 4 Juni 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, dibuka melemah 28,94 poin atau 0,41% ke posisi 7.036,13.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved