Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
INDONESIA berupaya memperkuat perekonomian domestik untuk menekan dampak negatif dari perlemahan ekonomi dunia. Salah satu komponen yang akan dijaga dan diperkuat ialah investasi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, untuk bisa mencapai ketahanan ekonomi di tahun depan, Indonesia mesti bisa menumbuhkan investasi ke level 6% hingga 7%. Hal itu ia sampaikan dalam seminar Outlook Perekonomian Indonesia 2023 bertema Menjaga Resiliensi Ekonomi Melalui Transformasi Struktural, Rabu (21/12).
Baca juga: Pantau Pasar di Papua Barat, Mendag: Pasokan Bahan Pokok Cukup
"Karena suku bunga sekarang cenderung meningkat secara global tentu akan mempengaruhi appetite dan risiko dari investasi, kita harus kerja ekstra keras untuk menjaga investasi kita tumbuh di atas 6% bahkan mencapai di atas 7%," ujarnya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperkuat investasi tersebut ialah melalui optimalisasi aset-aset negara. Karenanya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini mengarah pada hilirisasi agar investasi masuk dan aset-aset negara dapat menjadi produktif.
Pasalnya, saat ini banyak aset negara yang pasif, alias tidak memberikan kemanfaatan signifikan bagi perekonomian. Sejumlah aset terkait pertambangan, misalnya, banyak yang bergerak lambat lantaran penanam modal yang memanfaatkan aset itu tidak mampu melakukan optimalisasi.
"Aset-aset kita yang tidak produktif itu karena (sudah) diberikan lisensi tapi tidak dilakukan (oleh investor), itu artinya tidak ada capital flow yang kemudian mengerjakan aset-aset yang sangat penting tersebut, entah kehutanan entah pertambangan," kata Sri Mulyani.
Sebelumnya, di kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo menekankan mengenai pentingnya agar aset-aset negara dapat menjadi produktif dan memberikan manfaat signifikan bagi perekonomian dalam negeri.
Bahkan, Kepala Negara menyampaikan sejumlah perizinan di bidang kehutanan maupun pertambangan telah dicabut lantaran tidak bekerja secara optimal.
"Jadi Presiden make sure bahwa hal seperti ini tidak terjadi, aset dan capital inflow menjadi hal yang tidak hanya menjadi angka statistik," pungkas Sri Mulyani. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved