Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
NERACA perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$5,16 miliar pada November 2022. Nilai surplus tersebut lebih rendah dari pencapaian di Oktober 2022 yang menyentuh US$5,67 miliar. Surplus dagang itu menjadi yang ke-31 kali secara beruntun dialami oleh Indonesia.
"Perdagangan Indonesia sampai dengan November 2022 membukukan surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah dalam konferensi pers, Kamis (15/12). Surplus terjadi lantaran nilai ekspor Indonesia pada November 2022 masih lebih tinggi ketimbang impor, yakni US$24,12 miliar dibanding US$18,96 miliar.
Surplus dagang tersebut ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas yang mencapai US$6,83 miliar. Komoditas yang mendorong surplus tersebut ialah bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan nabati HS15, dan besi dan baja HS72.
Sedangkan neraca dagang migas tercatat mengalami defisit sebesar US$1,67 miliar. Ini didorong oleh komoditas minyak mentah dan hasil minyak.
Indonesia juga mencatatkan surplus dagang dengan sejumlah negara. Tiga tertinggi di antaranya dengan Amerika Serikat surplus US$1,31 miliar, dengan India surplus US$1,71 miliar, dan dengan Filipina surplus US$1,02 miliar.
Surplus dagang dengan AS didorong oleh tingginya ekspor komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS85 yang mencapai US$257,2 juta. Ini diikuti oleh ekspor pakaian dan aksesorinya (rajutan) HS61 dengan nilai US$230,2 juta serta ekspor pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) HS62 sebesar US$219,5 juta.
Secara kumulatif pada periode Januari-November 2022, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$50,59 miliar. Capaian itu bahkan lebih tinggi bila dibandingkan nilai surplus neraca dagang di sepanjang 2021 yang tercatat hanya US$35,42 miliar.
Itu disebabkan oleh nilai ekspor nasional yang secara kumulatif lebih besar ketimbang nilai impor, yakni US$268,18 miliar dibanding US$217,58 miliar. "Secara kumulatif, neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus, sementara neraca perdagangan migas mengalami defisit. Nonmigas surplus US$73,24 miliar dan migas defisit US$22,65 miliar," pungkas Habibullah. (OL-14)
Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Jumlah penduduk miskin Jakarta bertambah dan kondisi mereka semakin memburuk.
Kenaikan angka kemiskinan di Ibu Kota Jakarta pada Maret 2025 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan garis kemiskinan dan ketidakstabilan harga kebutuhan pokok.
BPS selama lima dekade masih menggunakan pendekatan berbasis pengeluaran dengan item yang hampir tidak berubah, meski struktur biaya hidup masyarakat saat ini telah jauh bergeser.
Adapun garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 lebih tinggi dari nasional yakni Rp609.160 per kapita per bulan.
Angka tersebut menunjukkan penurunan 0,2 juta orang dan 0,1 persen poin dibandingkan September 2024.
SEBANYAK 2,38 juta orang di Indonesia berada dalam kategori kemiskinan ekstrem pada Maret 2025. Jumlah itu setara 0,85% dari total penduduk Indonesia. Demikian disampaikan BPS
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved