Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Neraca Dagang Surplus 31 Bulan Beruntun

M Ilham Ramadhan Avisena
15/12/2022 13:30
Neraca Dagang Surplus 31 Bulan Beruntun
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/11/2022).(Antara/Muhammad Adimaja.)

NERACA perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$5,16 miliar pada November 2022. Nilai surplus tersebut lebih rendah dari pencapaian di Oktober 2022 yang menyentuh US$5,67 miliar. Surplus dagang itu menjadi yang ke-31 kali secara beruntun dialami oleh Indonesia.

"Perdagangan Indonesia sampai dengan November 2022 membukukan surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah dalam konferensi pers, Kamis (15/12). Surplus terjadi lantaran nilai ekspor Indonesia pada November 2022 masih lebih tinggi ketimbang impor, yakni US$24,12 miliar dibanding US$18,96 miliar.

Surplus dagang tersebut ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas yang mencapai US$6,83 miliar. Komoditas yang mendorong surplus tersebut ialah bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan nabati HS15, dan besi dan baja HS72.

Sedangkan neraca dagang migas tercatat mengalami defisit sebesar US$1,67 miliar. Ini didorong oleh komoditas minyak mentah dan hasil minyak.

Indonesia juga mencatatkan surplus dagang dengan sejumlah negara. Tiga tertinggi di antaranya dengan Amerika Serikat surplus US$1,31 miliar, dengan India surplus US$1,71 miliar, dan dengan Filipina surplus US$1,02 miliar.

Surplus dagang dengan AS didorong oleh tingginya ekspor komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS85 yang mencapai US$257,2 juta. Ini diikuti oleh ekspor pakaian dan aksesorinya (rajutan) HS61 dengan nilai US$230,2 juta serta ekspor pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) HS62 sebesar US$219,5 juta.

Secara kumulatif pada periode Januari-November 2022, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$50,59 miliar. Capaian itu bahkan lebih tinggi bila dibandingkan nilai surplus neraca dagang di sepanjang 2021 yang tercatat hanya US$35,42 miliar.

Itu disebabkan oleh nilai ekspor nasional yang secara kumulatif lebih besar ketimbang nilai impor, yakni US$268,18 miliar dibanding US$217,58 miliar. "Secara kumulatif, neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus, sementara neraca perdagangan migas mengalami defisit. Nonmigas surplus US$73,24 miliar dan migas defisit US$22,65 miliar," pungkas Habibullah. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya