Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis Indonesia akan selamat dari suramnya perekonomian global tahun depan. Resesi dunia yang digadang terjadi dinilai tak akan merambat cukup ekstrem ke dalam negeri.
"Tahun 2023 kami perkirakan ekonomi tumbuh antara 5,15% sampai 5,65%. Ketidakpastian itu memang tinggi. Tapi pertumbuhan 5% itu sudah pasti, sudah ada di tangan," tutur Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia: Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik di Jakarta, Senin (5/12).
Selain karena tren pertumbuhan tiga triwulan terakhir cukup konsisten, ekonomi nasional dinilai bakal memiliki ketahanan lantaran banyak ditopang oleh sisi domestik. Karenanya, mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi dianggap menjadi kunci penting untuk menggapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Hanya, kata Hariyadi, ada beberapa hal yang juga mesti tetap diperhatikan. Meski optimistis, realita dari dampak perlemahan ekonomi global ke sejumlah industri manufaktur dalam negeri bisa diabaikan.
Baca juga: BI Memprediksi Ketidakpastian Ekonomi Global Mereda di Q1 2023
Hal itu menurutnya telah tercermin dari posisi Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang mengalami penurunan. "Inflasi ini sudah naik cukup cepat, kalau tidak terkontrol akan berpengaruh pada permintaan dan berimbas pada produksi industri," tutur Hariyadi.
"PMI kita sudah turun, walaupun masih lebih baik dari Vietnam. Pelemahan bisa dipahami dari sisi output karena ekspor kita mengalami penurunan yang cukup besar," tambahnya.
Di kesempatan yang sama, ekonom senior dari Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyatakan sepakat bahwa ekonomi Indonesia akan memiliki daya tahan yang jauh lebih kuat dibanding negara lain. Resesi global, menurutnya, tak akan serta merta menarik perekonomian Indonesia untuk ikut mengalami resesi.
"Jadi melemah mungkin iya, tapi kalau untuk resesi sepertinya tidak," ujarnya.
Diketahui pemerintah mematok angka pertumbuhan ekonomi 2023 di angka 5,3%. Angka itu naik tipis dari proyeksi pertumbuhan tahun ini, yakni 5,2%. Sedangkan Bank Indonesia memprediksi ekonomi nasional akan tumbuh di kisaran 4,5% hingga 5,3% di 2023, sama seperti proyeksi tahun ini. (OL-4)
INDONESIA tengah berada di bawah ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terbang ke Washington DC dari Rio de Janeiro.
Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan semua negara, tak terkecuali Amerika Serikat. Bahkan, ia menyebut hubungan Indonesia dan Amerika Serikat sangat baik.
Presiden Trump kirim surat ke 14 negara umumkan tarif baru hingga 40% mulai 1 Agustus. Indonesia termasuk yang dikirim surat.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Keterbukaan terhadap ide dan kolaborasi lintas sektor merupakan kunci dalam mewujudkan visi Indonesia menuju 2045.
KETUA Umum Badan Pengurus Wilayah Himpunan Pengusaha KAHMI (BPW HIPKA) DKI Jakarta, Analia Trisna, menegaskan pihaknya akan memperkuat peran pengusaha muda sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
Krisis geopolitik, perang dagang, hingga kebijakan tarif impor Amerika Serikat menjadi tantangan di tengah target pertumbuhan ekonomi.
Revisi tiga Peraturan Menteri Investasi diharapkan mempermudah proses perizinan berusaha.
MENTERI PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mendorong reindustrialisasi sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved