Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bongkar Muat Kendaraan Meningkat, Kinerja IPCC Melesat

Mediaindonesia.com
02/11/2022 07:17
Bongkar Muat Kendaraan Meningkat, Kinerja IPCC Melesat
Terminal Peti Kemas Belawan, Medan, Sumatra Utara.(DOK Humas Pelindo 1.)

MEREDANYA covid-19 memberikan dampak positif kepada bisnis otomotif, tak terkecuali bisnis bongkar muat di terminal kendaraan yang dilakoni oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC Terminal Kendaraan/IPCC). Hingga akhir September 2022, kinerja IPCC mengalami peningkatan. 

Contohnya, bongkar muat kendaraan CBU ekspor sepanjang sembilan bulan 2022 naik 24,30% menjadi 254.536 unit dibandingkan tahun lalu. Begitu pun dengan bongkar muat CBU impor yang turut mengalami kenaikan sebesar 27,77% menjadi 42.270 unit. Tidak hanya CBU, pada segmen truk/bus dan alat berat mengalami kenaikan, terutama pada sisi impor, masing-masing sebesar 141,30% menjadi 3.646 unit truk/bus dan 76,70% menjadi 6.135 unit untuk segmen alat berat.

Peningkatan kinerja bongkar muat juga terasa pada Terminal Domestik karena IPCC mampu memanfaatkan momentum bersatunya (merger) Pelindo dengan merambah ke sejumlah Terminal Roro di luar Tanjung Priok dan terminal eksisting. Pascamerambah ke Terminal Roro Belawan dan Terminal Roro Makassar, bongkar muat untuk segmen CBU meningkat 59,91% YoY menjadi 218.691 unit. Begitu pun dengan segmen truk/bus dan alat berat yang masing-masing naik 457,44% menjadi 62.171 truk/bus dan 128,92% menjadi 10.590 alat berat.

"Dengan pencapaian tersebut, kinerja IPCC sepanjang periode sembilan bulan di tahun ini kian cemerlang. Pendapatan usaha IPCC periode tersebut sebesar Rp508,34 miliar atau naik 46,17% dari periode yang sama di tahun lalu," ujar Direktur Utama IPCC Terminal Kendaraan Rio TN Lasse dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11). Kenaikan tersebut, menurut Rio, ditopang oleh peningkatan pendapatan dari seluruh segmen usaha, di antaranya pelayanan jasa terminal yang naik 45,39%; pelayanan jasa barang naik 44,11%; maupun pelayanan rupa-rupa usaha dan pengusahaan tanah, bangunan, dan air yang juga menopang kenaikan. Dari sisi beban pokok pendapatan, meski tercatat naik 24,44%, tetapi masih lebih rendah dari peningkatan pendapatan sehingga IPCC dapat memperoleh peningkatan laba kotor sebesar 80,16% atau senilai Rp244,34 miliar.

Cost efficiency laba usaha IPCC melonjak 1.320,40% menjadi Rp170,58 miliar dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp12,01 miliar. Begitu pun bottom line, IPCC menorehkan laba tahun berjalan sebesar Rp108,90 miliar atau naik 556,14% di atas perkiraan pencapaian laba tahun berjalan sebelumnya. Dengan demikian, earning per share (EPS) yang diraih sebesar Rp59,89. Ada peningkatan kinerja tersebut membuat rasio margin IPCC mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan dan SDM IPCC Sumarno menyampaikan apresiasi atas pencapaian kinerja di periode sembilan bulan tahun ini. "Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan kerja sama dari semua pihak, mulai dari tim operasional, tim komersial, hingga back office sehingga IPCC mampu menghasilkan kinerja yang sangat baik. Bahkan di atas perkiraan sebelumnya yang kami targetkan dapat bertumbuh sekitar 18% hingga 20%. Realisasinya di atas angka tersebut," ujar Sumarno.

Di sisa tiga bulan terakhir, harapannya kinerja IPCC tetap baik sehingga secara tahunan bisa meningkat dibanding tahun sebelumnya. "Secara tren harusnya masih ada peningkatan di kuartal IV tahun ini. Kondisi ekonomi yang diharapkan terus membaik dan meningkatnya kebutuhan terhadap kendaraan, terutama kendaraan berat, dapat menjadi booster peningkatan kinerja IPCC di sisa akhir tahun ini," tutup Sumarno. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya