Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Presidensi G20 Harus Tetapkan Tujuan Transisi Energi Secara Ambisius

Insi Nantika Jelita
27/10/2022 15:31
Presidensi G20 Harus Tetapkan Tujuan Transisi Energi Secara Ambisius
Logo Presidensi G20 Indonesia di Bundaran Hotel Indonesia(Antara/Sigid Kurniawan )

Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu dari tiga prioritas Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Pada forum tersebut diharapkan dapat menghasilkan komitmen serius dalam pengurangan emisi atau mengejar netralitas karbon di 2060.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mendorong negara anggota G20, yang merepresentasikan 80% ekonomi dunia untuk mempercepat peningkatan energi terbarukan.

Untuk membatasi kenaikan suhu di tingkat 1,5 derajat celcius, menurut studi University of Technology Sydney (UTS), G20 harus mendapatkan 64% energi primernya dari energi terbarukan, termasuk 71% untuk penggunaan listrik, 62% untuk kebutuhan transportasi.

"Saya mendesak G20 untuk menetapkan tujuan net zero emission yang ambisius dan mempercepat penyebaran energi terbarukan. Untuk melakukannya, kita bisa memprioritaskan energi surya atau lainnya," ungkapnya saat diskusi Advancing G20 Solar Leadership di Jakarta, Kamis (27/10).

Fabby menegaskan, G20 bisa menjadi forum sentral dalam menggerakan transisi energi menuju netralitas karbon. Berdasarkan data yang dihimpunnya, di 2100, suhu dunia akan menghangat setidaknya 2,7 derajat celcius. Ini jelas melebihi target Perjanjian Paris untuk membatasi suhu di bawah 2 derajat celcius.

"G20 yang memiliki ekonomi terbesar di dunia, yang telah meratifikasi Perjanjian Paris, memiliki tanggung jawab paling besar untuk membatasi kenaikan suhu global. Negara-negara G20 menyumbang 80% dari emisi CO2 terkait energi global," urainya.

Salah satu energi terbarukan yang didorong IESR ialah penggunaan panel surya atau PV sebagai sumber listrik. Menurut Fabby, hal tersebut akan membawa investasi baru di bidang manufaktur dan instalasi dengan pekerjaan ramah lingkungan. Negara-negara G20 bisa bekerjasama dalam hal teknologi dan investasi untuk memenuhi permintaan pemakaian panel surya di masa depan.

"Jika negara-negara G20 mengadopsi insentif dan kebijakan yang tepat, penyebaran terbarukan, dalam hal ini, PV surya bisa berlimpah. Untuk Indonesia, PV akan menjadi dominan dalam transisi energi masa depan," jelas Fabby. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya