AKSI korporasi buyback saham yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dengan tujuan untuk digunakan sebagai insentif jangka panjang bagi pekerja. Serta, mendorong semangat karyawan dan memacu peningkatan kinerja perseroan secara jangka panjang.
Diketahui, pada 1 Maret 2022, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BRI mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham senilai Rp3 triliun. Prosesnya dilaksanakan pada rentang waktu 1 Maret 2022 hingga 31 Agustus 2023.
Adapun saham hasil buyback akan disimpan sebagai saham treasury dalam rangka pemberian insentif kepada karyawan BRI atau disebut Insan BRIlian. Dari sisi lain, perseroan bermaksud menyinambungkan aspirasi pekerja untuk meningkatkan kepemilikan saham BBRI.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyatakan insentif berupa saham akan memberikan tambahan semangat kerja karena karyawan merasa ikut memiliki perusahaan tersebut.
Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,25%
“Jadi ini menjadi long term insentif yang mengikat semangat kerja dan rasa memiliki pegawai sehingga mereka akan lebih nyaman dan loyal,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/10).
Terpisah Co-Founder dan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai bahwa pemberian insentif kepada karyawan menguntungkan apabila perusahaan yang memberikan dalam kondisi sehat.
“Kalau ini sahamnya BRI, no doubt tidak perlu dipertanyakan. Ini menurut saya bagus tidak merugikan karyawan,” imbuh Piter.
Piter mengatakan secara nilai dan likuiditas, saham BRI terbilang bagus. BRI juga memiliki rekam jejak yang sangat positif dalam hal pembayaran dividen. Contoh pada tahun buku 2021, BRI membagikan rasio dividen sebesar 85%. Sebelumnya pada 2020, bank mengumumkan rasio dividen sebesar 65%.
Lebih lanjut, Piter menjelaskan bahwa BRI mencetak kinerja cemerlang sepanjang semester I/2022. Emiten bersandi BBRI ini menargetkan mencetak laba lebih dari Rp40 triliun pada tahun ini. Sepanjang Januari–Juni 2022, bank secara konsolidasian telah mengumpulkan laba Rp24,8 triliun.
Pertumbuhan laba ditopang pendapatan bunga yang meningkat menjadi Rp76,86 triliun. Pendapatan ini tumbuh 10% secara tahunan (yoy) dari Rp69,95 triliun dibandingkan dengan posisi Juni 2021. Capaian laba itu tidak terlepas dari penyaluran kredit secara konsolidasi Rp1.104,79 triliun, tumbuh 8,75% yoy.
Baca juga: G20 Berperan Penting Dukung Pembangunan Berkelanjutan
Hampir seluruh segmen pinjaman mengalami pertumbuhan positif. Kredit ke segmen mikro, misalnya, tembus Rp518,76 triliun atau naik 15,07% yoy. Sementara itu total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp 1.652,84 triliun, dengan tingkat pengembalian atau return on asset (ROA) 3%.
Adapun penyaluran kredit ke segmen konsumer naik 5,27%, serta segmen kecil dan menengah naik 2,71%. Kredit UMKM BRI mengalami pertumbuhan 9,81% yoy menjadi Rp920 triliun per Juni 2022.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu mengatakan bahwa perseroan sejak awal tahun sudah menetapkan target pertumbuhan kredit pada rentang 9%–11% yoy. Melihat pencapaian hingga paruh pertama tahun ini, BRI optimistis target tersebut dapat tercapai.
Viviana menyatakan emiten bank berkode saham BBRI tersebut akan tetap berhati-hati dalam mencapai target pertumbuhan kredit tahun ini. Kualitas kredit yang disalurkan akan dijaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) di level 2,8%–3%.(OL-11)