Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENGAMAT energi dari Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, dalam era transisi, energi masih akan dipasok oleh energi yang berasal dari fosil, termasuk minyak dan gas bumi (migas).
Menurut Mamit, dalam proses transisi itu, keberadaan energi fosil saling melengkapi dan sulit dilepaskan dalam mengisi kebutuhan energi ke depan.
“Kebutuhan energi yang bersumber dari minyak dan gas terus meningkat. Saat ini Indonesia masih net importir minyak sejak 2004. Di era transisi energi pemerintah harus meningkatkan produksi minyak agar bisa mengurangi impor minyak," ujarnya dalam Focus Group Discussion (FGD) SKK Migas di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/10).
Dengan langkah itu, menurut Mamit, negara akan memiliki ruang yang lebih luas untuk mengalokasikan pembiayaan energi terbarukan.
Peranan hulu migas dalam dalam jangka pendek dinilai masih merupakan sumber pendapatan negara yang strategis dan dalam jangka panjang akan menjadi sebagai penggerak perekonomian nasional. Hingga Juni 2022 penerimaan negara dari hulu migas mencapai US$9,7 miliar atau setara Rp140 triliun.
Mamit mengatkan bahwa industri hulu migas perlu dukungan besar dari berbagai stakeholders agar kekayaan alam migas dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya.
Namun, di sisi lain Industri hulu migas mampu bertransformasi dalam menuju energi yang lebih bersih, dengan cara mengembangkan potensi bisnis melalui Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
"Bahkan ke depan jika bisnis CCS/CCUS sudah dominan, justru industri hulu migas telah berubah menjadi industri bersih karena membantu menyerap dan menyimpan CO2 yang dikeluarkan oleh industri lain, seperti industri semen, industri besi baja dan lainnya," sebutnya.
Pada acara yang sama, Senior Manager Corp. Sustainability and Risk Management Medco Energi Firman Dharmawan menyampaikan, kontribusi bisnis Medco saat ini 90% masih migas, sebagai bagian dari pengembangan ke depan Medco telah memiliki lini bisnis di sektor ketenagalistrikan dan pertambangan.
"Medco Power yang didirikan 2004 menjadi ujung tombak di era energi transisi," ucapnya.
Medco pun menyatakan komitmennya untuk mendukung target emisi nol karbon dengan beberapa tahapan, yaitu scope 1 dan 2 di 2050 dan scope 3 di 2060. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved