Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mentan: Hasil Food Estate tidak Bisa Dirasakan dalam Waktu Singkat

Andhika Prasetyo
04/10/2022 22:03
Mentan: Hasil Food Estate tidak Bisa Dirasakan dalam Waktu Singkat
Petani merontokkan padi di areal persawahan di Bekasi, Jawa Barat(ANTARA FOTO/Andi Bagasela)

MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan hasil maksimal dari program food estate tidak akan bisa dilihat atau dirasakan dalam waktu singkat.

Membuka lahan-lahan pertanian baru, ucapnya, membutuhkan upaya ekstra hingga akhirnya bisa ditanami dan menghasilkan komoditas-komoditas unggulan yang bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.

"Food estate pada dasarnya tidak bisa dilihat hasilnya sekarang. Itu semua harus berproses. Tidak bisa kita intervensi langsung jadi," ujar Syahrul usai menghadiri rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (4/10).

Ia mengatakan, dari total lahan 62 ribu hektare yang sudah mulai digarap di Kalimantan Tengah, seluas 47 ribu hektare sudah mulai berproduksi.

Komoditas tanam yang sebagian besar produk hortikultura bahkan memiliki hasil panen per hektare lebih tinggi dibandingkan di daerah Jawa.

"Sampai saat ini hasilnya cukup baik. Di lahan eksisting yang hasilnya tiga ton, di Kalimantan Tengah bisa sampai lima ton," ucapnya.

Baca juga: FAO Bakal Dampingi Indonesia Kembangkan Food Estate

Kendati demikian, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu mengakui, di beberapa titik, ada lahan-lahan yang gagal berproduksi karena banjir atau serangan hama. Namun, daerah yang terganggu tidak luas dan tidak memiliki dampak signifikan.

"Ada juga yang terkena air, kadang hujan sedikit langsung banjir, tentu di situ gagal tapi angkanya tidak seberapa, mungkin hanya 200 atau 300 hektare. Kalau dibandingkan 47 ribu hektare, menurut Bapak Presiden, itu masih oke," ucapnya.

Selain di Kalimantan Tengah, pengembangan food estate juga dilakukan di Sumatra Utara. Dari target yang ditetapkan seluas 22 ribu hektare, sudah tergarap 7 ribu hektare. Di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, program yang sudah berjalan mencapai 10 ribu hektare.

"Bahkan di Belu, NTT, juga akan disiapkan 559 ribu hektare dengan komoditas utama jagung," tutur Menteri Koordinator Biadng Perekonomian Airlangga Hartarto.

Lebih luas lagi, pemerintah mencoba menggarap food estate seluas 1 juta hektare di Merauke dengan berfokus pada jagung dan sagu.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya