Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kebijakan Suku Bank Indonesia Harus Dilihat Menyeluruh

M. Ilham Ramadhan Avisena
23/9/2022 16:58
Kebijakan Suku Bank Indonesia Harus Dilihat Menyeluruh
Pegawai menghitung uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

KEBIJAKAN penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sedianya memang memiliki plus minus bagi perekonomian. Namun keputusan bank sentral itu mestinya dilihat secara menyeluruh dan melihat dampak ikutannya.

Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyampaikan, langkah BI untuk menaikan tingkat suku bunga acuan kali ini dinilai relevan. Sebab, bank sentral berupaya untuk menekan dan mengendalikan inflasi agar tidak bergerak liar.

"Dengan kebijakan ini diharapkan inflasi bisa berada pada range target yang disampaikan oleh pemerintah," kata dia saat dihubungi.

Inflasi yang terlampau tinggi, kata Yusuf, akan berimplikasi pada daya beli masyarakat dan justru mengganggu laju pemulihan ekonomi nasional. Tingginya inflasi juga akan mempengaruhi kondisi pasar uang Indonesia.

Tingkat inflasi yang tinggi tak akan menarik bagi investor pasar uang lantaran dapat menggerus imbal hasil. Karenanya, Yusuf menilai, penaikan suku bunga acuan oleh BI merupakan hal yang tepat untuk bisa mengendalikan inflasi.

Lagi pula, suku bunga acuan tidak bersifat statis. Setiap bulan, BI dapat mengubah besarannya melalui rapat dewan gubernur (RDG) dengan mempertimbangkan situasi terkini.

Baca juga: YLKI Sebut Pemakaian Kompor Listrik Malah Bikin Boncos

"Misal, inflasi dalam realisasinya tidak begitu tinggi, maka tentu opsi membuka untuk menurunkan kebijakan suku bunga acuan bisa kembali dijalankan oleh BI," kata Yusuf.

Dia tak menampik, kenaikan suku bunga acuan BI itu akan berdampak pada naiknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh dunia usaha. Sebab, itu akan mengerek kenaikan suku bunga kredit perbankan dan imbal hasil yang diberikan di pasar keuangan.

Akibatnya, potensi peningkatan ongkos pelaku usaha terbuka lebar, baik melalui pembiayaan kredit maupun pembiayaan obligasi. "Namun demikian tentu kebijakan ini juga perlu dilihat dari konteks lain terutama dalam upaya mendorong agar inflasi tidak mengalami ataupun meningkat secara signifikan terutama di beberapa bulan ke depan," jelas Yusuf.

"Kita tahu bahwa salah satu instrumen yang bisa dilakukan dalam menekan inflasi adalah suku bunga acuan sehingga upaya untuk menjaga inflasi berada pada level yang tidak terlalu tinggi merupakan hal yang kemudian perlu dilakukan," tambahnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya