Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Meskipun Harga BBM Naik, IHSG Malah Menguat Pada Perdagangan Hari Ini

Despian Nurhidayat
05/9/2022 14:03
Meskipun Harga BBM Naik, IHSG Malah Menguat Pada Perdagangan Hari Ini
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Di tengah mencuatnya sentimen negatif terkait kenaikan harga BBM, perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan awal pekan September 2022 dengan cukup baik.

IHSG menguat pada pukul 09.13 WIB 0,11% atau 8,24 poin ke posisi 7.185,42. Sementara kelompok 45 saham unggupan atau indek LQ45 naik 0,17% atau 1,78 poin ke posisi 1.021,57.

Meskipun menguat pada pembukaan perdagangan, Riset KB Valbury Sekuritas meyakini bahwa IHSG berpeluang melemah pada perdagangan hari ini di tengah bauran dari sentimen, baik dari internal maupun eksternal bagi pasar.

"Sentimen pasar dari dalam negeri, pasar akan menanggapi keputusan pemerintah menaikan (harga) BBM yang menjadi ancaman meningkatnya inflasi pada bulan-bulan mendatang," tulis Tim Riset KB Valbury Sekuritas dilansir dari laman resmi.

Perlu diketahui, pemerintah memutuskan mengurangi anggaran subsidi untuk BBM di Indonesia. Imbasnya, harga beberapa jenis BBM subsidi mengalami kenaikan.

Pemerintah beralasan menaikan BBM karena anggaran subsidi berikut kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan akan meningkat terus sehingga semakin membebani APBN.

Selain itu, argumentasi pemerintah menurut catatannya, 70% subsidi rupanya dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu.

"Kenaikan BBM menjadi pantauan pasar karena ada risiko yang akan dihadapi berkenaan dengan potensi meningkatnya inflasi," tuturnya.

Diperkirakan inflasi Indonesia akan meningkat secara signifikan di bulan berikutnya yang diperkirakan naik signifikan dan mendorong kenaikan suku bunga.

Dari sentiment global, pasar masih menyikapi ekspektasi tingginya suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang masih tetap agresif menaikkan suku bunga, meski akan berujung resesi di Amerika Serikat.

Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan komitmennya untuk membawa inflasi turun ke 2%.

Menurutnya Menurunkan inflasi perlu periode pertumbuhan ekonomi di bawah tren yang berkelanjutan. Dengan suku bunga tinggi, pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan pasar tenaga kerja yang melemah akan membawa inflasi turun. Itu adalah harga yang harus kita bayarkan untuk mengurangi inflasi.

Tetapi, kegagalan untuk memulihkan stabilitas harga akan menimbulkan penderitaan yang lebih besar. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya