Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, Saham PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES) ditutup menguat 20% ke level Rp127 per lembar saham.
Posisi tertinggi saham KKES mencapai Rp138 pada perdagangan sesi I. Adapun penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dari perusahaan distribusi kimia tersebut juga mendapat respon positif dari berbagai investor hingga mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) sekitar 30,45 kali.
Dengan harga Rp105 per saham sehingga Perseroan meraih total dana sebesar Rp31,5 miliar. Dana yang diperoleh dari IPO tersebut sebanyak 95% akan digunakan sebagai modal kerja untuk kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan dengan rincian antara lain: 30% untuk biaya operasional dan 65% untuk pembelian barang dagangan dan pelunasan utang usaha kepada pemasok.
Sisanya sebesar 5% akan digunakan untuk pengembangan sistem informasi dan teknologi Perseroan termasuk digitalisasi IT untuk sales, delivery, inventory dan logistic.
PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk adalah anak perusahaan dari PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) dengan kepemilikan 51%. Setelah go public, saham perusahaan CSAP akan berkurang menjadi 40,80%. Demikian juga kepemilikan dari pemegang saham lain juga berkurang.
Perseroan yang berdiri pada 9 November 1990 itu pada akhir 2021 memiliki aset sebesar Rp112,10 miliar dibandingkan Rp103,56 miliar pada 2020. Pada Maret 2022 (unaudited), aset tersebut naik menjadi Rp119,21 miliar.
Sementara itu liabilitas Perseroan per Maret 2022 juga sebesar Rp83,98 miliar. Pada akhir 2021, liabilitas Perserson sebesar Rp80,74 miliar dan Rp90,94 pada 2020. Sedangkan ekuitas pada akhir Maret 2022 (unaudited) mencapai Rp35,23 miliar dan pada 2021 tercatat Rp31,96 miliar naik dari Rp12,62 miliar yang dibukukan pada 2020.
Perseroan juga membukukan pertumbuhan pendapatan pada 2021 menjadi Rp 226,40 miliar dari Rp205,05 miliar. Sedangkan pada Maret 2022, Perseroan membukukan pendapatan (unaudited) sebesar Rp62,37 miliar. Perseroan meraih laba kotor pada 2021 sebesar Rp43,88 miliar naik dari 2020 yang sebesar Rp35,35 miliar.
Per Maret 2022, Perseroan membukukan laba kotor Rp13,09 miliar sedangkan laba tahun berjalan per Maret 2022 (unaudited) sebesarRp3,87 miliar. Perseroan pada tahun 2021 mencatat prestasi gemilang dengan diraihnya laba tahun berjalan mencapai Rp18,49 miliar setelah pada tahun 2020 membukukan rugi Rp8,89miliar. (RO/E-1)
Permintaan terhadap solusi digital semakin meningkat, terutama pada layanan seperti cloud computing, keamanan siber dan AI.
SMIL menargetkan kenaikan omzet antara 20%-25% dibandingkan dengan 2024 yang melampaui target perseroan sebesar Rp360 miliar.
Implementasi Good Corporate Governmen turut berkontribusi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di Indonesia.
PT OCBC Sekuritas Indonesia, anak perusahaan dari OCBC Bank meraih penerima penghargaan The Most Trusted Broker Winner 2024.
Langkah tersebut menindaklanjuti kasus pemecatan lima karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diduga menerima gratifikasi untuk memuluskan emiten agar bisa melantai di bursa.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Public Expose Live pada 26-30 Agustus 2024. Sebanyak 44 perusahaan tercatat berpartisipasi dalam acara tersebut.
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
Dia mengatakan, keputusan penting lainnya terkait transformasi yang melibatkan partisipasi publik melalui Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
Bank DKI resmi membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar atau dengan dividen payout ratio 32% dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp779,10 miliar.
Salah satu BUMD yang diproyeksikan Pramono untuk menjual sahamnya ke publik adalah PT Bank DKI. Pramono menargetkan Bank DKI mulai IPO dalam satu tahun ke depan.
MDLA melepas sebanyak 3,5 miliar saham atau setara 25% dari total modal disetor dan ditempatkan pasca-IPO.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana mengubah jenama (rebranding) Bank DKI. Menurutnya langkah itu perlu dilakukan demi menciptakan manajemen yang lebih solid.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved