Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PEMERINTAH menyatakan optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di kisaran 5,2%. Hal itu didukung oleh penguatan berbagai indikator perekonomian yang terus menunjukkan prospek menjanjkan.
"Sampai dengan akhir tahun kami optimistis. Jika triwulan II ini bisa lebih dari 5% dan dijaga sampai triwulan III, maka angka 5% hingga 5,2% akhir tahun bisa tercapai," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Mid-Year Economic Outlook 2022 bertajuk Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pascapandemi secara daring, Selasa (2/8).
Baca juga: Pusri Berkomitmen Cegah Krisis Pangan dengan Inovasi Tiada Henti
Berbagai indikator ekonomi yang cukup menjanjikan diantaranya yaitu, konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif di triwulan I 2022 di angka 4,34%, investasi 4,09%, ekspor barang dan jasa 16,22%, dan impor barang dan jasa 15,03%.
Pada triwulan II, Airlangga menyebutkan, berbagai indikator itu diyakini bakal tetap tumbuh positif dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tiga bulan kedua tahun ini. Dia juga memastikan belanja pemerintah bakal terakselerasi mulai triwulan III dan IV sehingga mampu mengompensasi pertumbuhan minus di dua triwulan sebelumnya.
Indikator lain yang diyakini mampu membawa pertumbuhan ekonomi di atas 5% ialah tingginya indeks keyakinan konsumen (IKK) di level 128,2 pada Juni 2022. Itu juga dikonfirmasi oleh indeks penjualan ritel yang tumbuh positif di angka 15,42%. Sedangkan inflasi umum relatif terjaga di angka 4,94% dengan inflasi inti yang rendah di angka 2,86%.
Lalu Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur yang berada di zona ekspansi pada Juli 2022. Kemudian utilisasi industri pengolahan yang berada di level 69,2, pertumbuhan kredit yang positif baik di working capital dan investasi yang masing-masing tumbuh 7,68% dan 5,59%.
Faktor lain yang turut memperkuat perekonomian nasional, kata Airlangga, ialah dari sisi eksternal seperti kinerja neraca dagang Indonesia yang dalam 6 bulan terakhir mencatatkan surplus. Secara kumulatif dalam periode Januari-Juni 2022, surplus neraca dagang berada di kisaran US$25 miliar, dua kali lipat lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.
Faktor eksternal lainnya ialah transaksi berjalan yang berada di level positif, 0,07%. Lalu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat relatif terjaga meski mengalami depresiasi. Cadangan devisa juga dinilai cukup kuat dengan nilai US$136,4 miliar, setara 6 bulan impor.
Berbagai indikator itu, kata Airlangga, mendongkrak keyakinan pemerintah untuk menatap perekonomian yang kuat di tahun ini. Bila dibandingkan negara setingkat, ekonomi Indonesia dinilai relatif lebih sehat dan menjanjikan.
"Jadi kami optimistis target 2022 ini tercapai dan diharapkan pada 2023 pertumbuhan bisa ditingkatkan di kisaran 5,3% hingga 5,9%. Bank Dunia pun untuk tahun ini memproyeksikan ekonomi kita tumbuh 5,3%, dan IMF lebih tinggi di angka 6%," pungkas Airlangga. (OL-6)
pemerintah Indonesia sedang melanjutkan negosiasi untuk komoditas Indonesia yang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi/ tidak tersedia di Amerika Serikat (AS)
SEKRETARIS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan progres aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD.
Dipimpin Menko Airlangga, delegasi Indonesia bertemu pejabat AS bahas tarif, ekonomi digital, dan kerja sama mineral kritis.
Presiden Prabowo dan Menko Airlangga hadiri KTT BRICS 2025, dorong multilateralisme, reformasi global, dan perkuat kerja sama negara Global South.
Selama ini Indonesia telah memenuhi semua permintaan AS dan defisit perdagangan negara itu pun sudah tertangani.
JURU Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto menyatakan pemerintah akan berusaha seoptimal mungkin untuk negosiasi tarif dengan AS.
Presiden rabowo Subianto menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN.
Dari jumlah tersebut, 70% merupakan batu bara berkualitas rendah, sedangkan sisanya adalah batu bara berkualitas sedang dan tinggi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
Pada semester pertama 2025 ini, tiga lembaga pemeringkat skor kredit internasional memberikan outlook stabil terhadap Indonesia, yakni Moody’s (Baa2), Fitch (BBB), dan S&P (BBB).
PROSES perundingan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mengenai kesepakatan tarif perdagangan telah ditempuh melalui tahapan yang panjang dan inklusif.
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan batubara yang besar, tidak hanya mengandalkan batubara sebagai sumber energi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved