Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
WALL Street merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turut dan menyerahkan beberapa keuntungan yang telah mereka cetak di minggu sebelumnya, karena kemungkinan resesi dan data ekonomi mengecewakan membatasi selera risiko.
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 46,73 poin atau 0,14 persen, menjadi menetap di 32.798,40 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 11,66 poin atau 0,28 persen, menjadi berakhir di 4.118,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq melemah 21,71 poin atau 0,18 persen, menjadi ditutup di 12.368,98 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing merosot 2,18 persen dan 0,89 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor bahan pokok konsumen terangkat 1,21 persen, merupakan kelompok berkinerja terbaik.
Ketiga indeks utama Wall Street mengakhiri sesi bergejolak dengan sedikit lebih rendah pada hari pertama Agustus, menyusukl kenaikan persentase bulanan terbesar S&P 500 dan Nasdaq sejak 2020.
Pekan lalu, indeks Dow Jones naik 3,0 persen, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melonjak 4,3 persen dan 4,7 persen.
"Ini adalah konsolidasi," kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana seperti dikutip Reuters. "Investor menunggu untuk melihat apakah kita bisa menindaklanjuti (kenaikan) atau melanjutkan tren penurunannya."
Di sisi ekonomi, Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada Senin (1/8) bahwa indeks manajer pembelian (PMI), ukuran aktivitas manufaktur AS yang diawasi ketat turun menjadi 52,8 persen pada Juli dari 53 persen sebulan sebelumnya. Sementara angka di atas 50 persen menunjukkan ekspansi, angka terbaru adalah yang terendah sejak Juni 2020.
Laporan tersebut mengikuti rangkaian data dari Eropa dan Asia yang menunjukkan aktivitas pabrik melambat atau berkontraksi dalam menghadapi permintaan global yang berkurang dan inflasi yang terus-menerus.
Investor juga menunggu laporan pekerjaan Juli yang dijadwalkan untuk dirilis pada Jumat (5/8). (Ant/OL-13)
Baca Juga: Wall Street Terpuruk Tertekan Isu Resesi
PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (10/7).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Pasar modal Indonesia masih menghadapi tekanan pada 2025 ditandai pelemahan indeks dan arus keluar dana asing.
Wall Street terguncang setelah Trump umumkan tarif baru hingga 40% terhadap 14 negara. Saham otomotif dan teknologi Jepang-Korea anjlok.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka menguat ke level 6865.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurrahman menilai pemerintah gagal mengoptimalkan ruang fiskal di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Indonesia dihantui resesi karena pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,87%, terendah sejak triwulan ketiga 2021.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Resesi, Resesi ekonomi: Pelajari penyebab, dampak, dan cara menghadapinya. Panduan lengkap untuk memahami dinamika ekonomi yang penting.
KEBIJAKAN tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mendorong gejolak perekonomian.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones jatuh lebih dari 850 poin di tengah kekhawatiran resesi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved