Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
Mewujudkan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan bukanlah perkara mudah. Diperlukan sosialisasi energi baru terbarukan (EBT) dan energi hijau untuk mengurangi pemanasan global.
Salah satunya adalah upaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ditempatkan sebagai proyek strategis nasional transisi energi bersih oleh pemerintah, yang diantaranya dapat dilakukan dengan pemanfaatan pemasangan panel surya sebagai kunci dari transisi energi bersih dan terbarukan.
Implementasi panel surya sudah banyak dikembangkan, mulai dari sumber listrik untuk green building hingga sumber energi untuk penerangan lalu lintas dan fasilitas umum lainnya. Salah satu yang menawarkan solusi dari Tenaga Listrik Tenaga Surya adalah Suryanesia, perusahaan rintisan energi terbarukan di bidang panel surya. Suryanesia mempunyai visi mengurangi pemanasan global dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebagai kunci dari transisi energi bersih dan berkelanjutan melalui pemasangan panel surya.
Bertempat di Menara KADIN, Jakarta, Suryanesia bekerja sama dengan KADIN Indonesia pada pekan lalu, menyelenggarakan CEO Breakfast Forum yang bertema ‘Memulihkan dan Meningkatkan Penghijauan: Transisi Energi Tanpa Batas untuk Sektor Manufaktur Indonesia’.
Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi dan solusi transisi energi tanpa batas untuk mendorong pertumbuhan terukur yang berkelanjutan bagi sektor manufaktur Indonesia. CEO Breakfast Forum menghadirkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Indonesia Dadan Kusdiana, Founder dan CEO Suryanesia Rheza Adhihusada, serta Ketua Net Zero Hub KADIN Indonesia M. Yusrizki.
CEO Breakfast Forum diselenggarakan dengan format Dialog Bisnis yang dihadiri beberapa narasumber lain sebagai pembicara yang membahas tentang kesiapan pemerintah Indonesia dan juga sektor swasta dalam transisi energi bersih dan terbarukan. Sedikitnya ada 70 peserta dari minimal 55 perusahaan yang berasal dari sektor manufaktur otomotif dan suku cadang, industri plastik dan karet, makanan dan minuman, tekstil, dan perusahaan manufaktur konsumsi energi lainnya.
Founder dan CEO Suryanesia Rheza Adhihusada mengatakan bahwa Suryanesia hadir melalui komitmennya untuk membantu pemerintah dalam pencapaian strategis nasional transisi energi bersih.
“Kami hadir dengan solusi dan teknologi untuk membantu konsumen atau perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dan mendukung energi berkelanjutan. Melalui Solar-as-a-Service kami berinvestasi, mendesain, menginstalasi, mengoperasikan dan memelihara PLTS dengan kontrak 25 tahun. Selain mendukung energi hijau, memasang panel surya juga dapat menghemat biaya listrik dengan proses instalasi dan pengoperasian yang mudah,” papar Rheza.
Di kesempatan yang sama, diadakan penandatanganan perjanjian kerja sama sewa PLTS Atap antara Suryanesia dengan PT PIM Pharmaceuticals dan PT Helmigs Prima Sejahtera, salah satu grup perusahaan farmasi terbesar dan tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1934.
“Sustainability di bidang green energy merupakan legacy kami, dimulai dari penggunaan listrik yang dihasilkan panel surya untuk kebutuhan kantor Ini merupakan misi kami untuk menerapkan proses bisnis yang berkelanjutan dengan menggunakan green energy yang ramah lingkungan,” ujar Direktur PIM Pharmaceuticals, Tirta Kusuma.
Pemasangan panel surya tidak hanya berkontribusi dalam memberikan bauran energi secara nasional, tapi juga memberikan alternatif energi bersih dan ramah lingkungan. "Diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat juga pemangku bisnis untuk transisi menuju energi hijau dan berkelanjutan, demi mewujudkan dunia yang masih layak huni untuk generasi mendatang,” tandas Rheza. (Ant/E-1)
PT Medco Energi Internasional Tbk, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia (Medco Power), memulai operasi komersial PLTS berkapasitas 25 di Bali Timur.
PT Timah Tbk melalui anak usahanya, PT Timah Industri, meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop berkapasitas 303,1 kilowatt peak (kWp) di kawasan industri Cilegon.
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Percepatan pemanfaatan PLTS Atap khususnya di bangunan pemerintah, fasilitas publik, dan sektor bisnis, di Bali, merupakan satu dari tiga arah kebijakan untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi.
Kerja sama ini bersifat eksklusif dan mencakup pengembangan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk kawasan industri yang pasokan listriknya berada dalam cakupan layanan PT Bekasi Power.
Pemerintah Indonesia mengantongi komitmen pendanaan untuk pembangunan PLTS Terapung Saguling sebesar US$60 juta atau setara Rp994,68 miliar dari tiga mitra internasional.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
Bila PLN ingin memberikan diskon tarif ke masyarakat lagi, sebaiknya dilakukan justru pada saat puncak penggunaan terjadi. Misalnya mulai dari sebelum ramadan hingga lebaran usai.
Bila PLN ingin memberikan diskon tarif ke masyarakat lagi, sebaiknya dilakukan justru pada saat puncak penggunaan terjadi. Misalnya mulai dari sebelum ramadan hingga lebaran usai.
GUBERNUR Sumsel Herman Deru melakukan penyalaan sambungan listrik untuk lima desa di Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Selasa (15/4) siang.
Penting sinergi dan kolaborasi guna mendukung cita-cita swasembada energi yang telah dicanangkan pemerintah. Ini membuka peluang usaha baru demi kemajuan sektor ketenagalistrikan.
Diharapkan agar peraturan presiden (perpres) yang mengatur tipping fee dan insinerator segera diterbitkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved