Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRODUK pertambangan yang dikenakan bea keluar (BK) pada periode Juli 2022, sebagian besar menunjukkan tren penurunan harga dibandingkan periode sebelumnya.
Adapun penurunan harga ini disebabkan lemahnya permintaan atas produk pertambangan di pasar dunia. Hal ini memengaruhi analisis penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan BK untuk periode Juli 2022.
Ketentuan HPE periode Juli 2022 ini ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 42 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Yang Dikenakan Bea Keluar.
“Sebagian besar produk pertambangan, yakni konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat pasir besi dan bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite), masih mengalami tren penurunan harga," ungkap Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Veri Anggrijono dalam keteranganya, Selasa (12/7).
Baca juga: Presidensi G20, Menkeu: Harus Ada Kesepakatan untuk Hadapi Tantangan Global
"Hal ini dikarenakan penurunan permintaan atas produk pertambangan tersebut di pasar dunia. Sedangkan, harga konsentrat ilmenite dan konsentrat rutil mengalami kenaikan. Sementara itu, harga konsentrat mangan dan pellet konsentrat pasir besi saat ini tidak mengalami perubahan,“ imbuhnya.
Produk pertambangan yang mengalami kenaikan harga rata-rata pada periode Juli 2022 adalah konsentrat ilmenit (TiO2 45%) dengan harga rata-rata USD 500,66/WE atau naik sebesar 0,69% dan konsentrat rutil (TiO2 90%) dengan harga rata-rata USD1.631,73/WE atau naik sebesar 2,57%.
Sedangkan produk pertambangan yang mengalami penurunan harga rata-rata pada periode Juli 2022 adalah konsentrat tembaga (Cu 15%) dengan harga rata-rata sebesar USD3.401,08/WE atau turun sebesar 1,66%; konsentrat besi (hematit, magnetit) (Fe 62% dan 1% TiO2) dengan harga rata-rata sebesar USD119,10/WE atau turun sebesar 2,67%.
Baca juga: Investasi Migas belum Melesat, Baru Sekitar Rp72 Triliun
Lalu, konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar (Fe 50% dan (Al2O3 + SiO2) 10%) dengan harga rata-rata sebesar USD60,86/WE atau turun sebesar 2,67%; konsentrat timbal (Pb 56%) dengan harga rata-rata sebesar USD880,06/WE atau turun sebesar 3,86%.
Kemudian, konsentrat seng (Zn 51%) dengan harga rata-rata sebesar USD1.099,46/WE atau turun sebesar 4,85%; konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe 56%) dengan harga rata-rata sebesar USD71,12/WE atau turun sebesar 2,67%; dan bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) (Al2O3 42%) dengan harga rata-rata sebesar USD36,97/WE atau turun sebesar 6,65%.
Sementara untuk komoditas produk pertambangan konsentrat mangan (Mn 49%) dengan harga rata-rata USD227,05/WE dan pellet konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe 54%) dengan harga rata-rata USD117,98/WE tidak mengalami perubahan.
Veri menambahkan bahwa HPE akan ditetapkan setelah dilakukan rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Rinciannya, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian dan Kemenko Bidang Perekonomian.(OL-11)
Pelepasan ekspor ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi biru melalui integrasi digital, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektor.
Jumlah ekspor gula kelapa kristal atau gula semut sebanyak 18,5 ton senilai US$35 ribu
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memantau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, (26/3).
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) mendukung peningkatan volume dan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok.
Kemendag mengimbau para pelaku usaha pengemas (repacker) minyak goreng Minyakita untuk mematuhi ketentuan.
MENTERI Perdagangan (Mendag), Budi Santo mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi waralaba yang sangat besar.
Permintaan terhadap minyak diprediksi mencapai puncaknya pada awal 2030-an sedangkan permintaan atas gas meningkat hingga pertengahan 2040-an.
International Energy Agency (IEA) memangkas perkiraannya untuk permintaan minyak pada 2023 untuk pertama kali tahun ini. Hal tersebut karena hambatan ekonomi makro.
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat pola pasokan dan permintaan batu bara dari global, khususnya Tiongkok, masih sama dengan bulan lalu.
Hadirnya toko pertama EIGER di Swiss juga menjadi ajang untuk mengenalkan budaya Indonesia, keindahan alam Indonesia,
Untuk rata-rata harga minyak Brent pada 2023, EIA memproyeksikan turun 18% menjadi US$83 per barel. Lalu, diprediksi terus turun ke level US$78 per barel pada 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved