Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
DIGELONTORKANNYA daging sapi beku impor ke masyarakat diklaim Perum Bulog sudah membuahkan hasil. Harga daging sapi di pasaran terlihat stabil selama sepekan masa puasa, meski belum terlihat tanda-tanda penurunan.
"Sekarang alhamdulillah tidak naik. Landai harganya, artinya ada efek sedikit, meski kelihatannya pasokan belum cukup," ucap Direktur Komersil Perum Bulog Fazri Sentosa di Pasar Rawamangun, Jakarta, Jumat (10/6)
Pasokan yang terlihat belum mencukupi itulah yang dirasa Fazri masih membuat harga daging sapi bertengger di kisaran Rp120 ribu per kilogram (kg). Padahal, target pemerintah bisa menurunkan harga daging sapi menjadi Rp80 ribu per kg di pasaran.
"Nah kita mau tambah pasokan terus supaya tren harga turun. Kalau sudah turun, sudah enak untuk menurunkannya terus. Target kita kan Rp80 ribu per kg," tukasnya.
Hingga saat ini, setok daging sapi Bulog mencapai sekitar 1.140 ton. Bulog sudah menerima 2.100 ton daging sapi beku impor dari Australia dan sudah terbeli masyarakat sekitar 960 ton hingga kemarin.
Fazri pun menargetkan selama Ramadhan ini, pihaknya bisa mengimpor 5 ribu ton daging sapi beku dari kuota yang diberikan pemerintah sebesar 10 ribu ton sampai akhir tahun. Menurutnya, Bulog bakal menggencarkan masuknya daging sapi beku tersebut hingga Lebaran karena permintaan sedang tinggi-tingginya.
"Setelah Lebaran, impor daging sapi beku tidak penting lagi. Makanya kita fokuskan sampai Lebaran. Target kita bisa menggelontorkan sampai 5 ribu ton. Kalau bisa sih lebih," ketusnya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved