Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PERUSAHAAN penyedia kartu pembayaran keuangan, CompoSecure merilis hasil survei global yang dilakukannya bersama lembaga independen Edgar, Dunn & Company. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa ternyata India dan Indonesia secara konsisten memiliki kesadaran dan minat tertinggi akan pentingnya menggunakan kartu pembayaran logam.
Dalam survei juga dijelaskan bahwa kartu pembayaran logam adalah salah satu alat pembayaran terbaik bagi lembaga keuangan untuk meningkatkan loyalitas brand, mendapatkan nasabah baru, serta membangun citra brand yang positif.
India dan Indonesia sebagai dua negara teratas dengan kesadaran dan afinitas terhadap kartu pembayaran logam, tercatat memiliki persentase nasabah tertinggi yang akan merasa positif terhadap bank mereka karena menawarkan kartu pembayaran logam, secara signifikan lebih tinggi daripada rata-rata responden survei (89% vs 58%).
"Sembilan dari 10 konsumen di India (91%) akan memilih penawaran kartu pembayaran logam jika semua hadiah dan manfaat yang ditawarkan sama. Angka ini naik 6% dari hasil survei Edgar, Dunn yang sudah dilakukan sebelumnya pada 2019," tulis CompoSecure dalam keterangannya.
Itu adalah persentase tertinggi dari semua wilayah yang disurvei dan jauh lebih tinggi dari rata-rata global 70%. Wilayah Asia Pasifik lainnya juga menunjukkan preferensi yang kuat untuk kartu logam: 82% dari Indonesia, 82% dari Tiongkok, 76% dari Hong Kong dan 71% dari Singapura.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa kartu pembayaran logam dianggap sebagai komponen penting yang harus dipertimbangkan lembaga keuangan saat membuat keputusan atas program loyalitas dan apresiasi bagi nasabahnya dikawasan Asia Pasifik.
Beberapa poin penting yang didapatkan dari survei yang dilakukan untuk kawasan Asia Pasifik. Pertama, retensi nasabah, lembaga keuangan yang menawarkan kartu pembayaran logam lebih mampu mempertahankan nasabah mereka. India dan Indonesia termasuk diantara negara-negara teratas (72%) yang menunjukkan keinginan mereka untuk meninggalkan bank mereka untuk bank yang lain yang menawarkan kartu pembayaran logam, dengan catatan bahwa manfaat dan hadiah yang diberikan sama.
"Nasabah kaya di Indonesia memiliki minat terbesar (92%) akan hal ini," imbuh CompoSecure.
Kedua, kesadaran nasabah, kesadaran nasabah akan kartu pembayaran logam juga tumbuh 11% dikawasan Asia Pasifik dari survei sebelumnya. India memiliki kesadaran tertinggi sebesar 76% dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 18%. Sebagian besar negara Asia Pasifik memiliki kesadaran yang lebih besar daripada rata-rata global sebesar 41%, termasuk : Tiongkok 65%, Indonesia 59%, Singapura 49% dan Jepang 46%.
Baca juga : Catat Kinerja Positif, Pangansari Utama Bersiap IPO
Ketiga, nasabah prioritas, lembaga keuangan dapat menargetkan nasabah prioritasnya dengan menawarkan solusi kartu pembayaran logam premium. Kartu logam akan menjadi kartu pilihan bagi nasabah prioritas di Indonesia (97%) dan India (94%), jika manfaat dan imbalannya sama dengan opsi kartu plastik. Mayoritas nasabah prioritas di Indonesia dan India juga akan merasa lebih positif tentang bank karena menawarkan kartu logam.
Keempat, nasabah baru, bank di kawasan Asia Pasifik diperkirakan juga dapat menarik nasabah baru yang lebih muda dengan menawarkan kartu logam. Preferensi untuk kartu logam melonjak di kalangan milenial (usia 25-34) di semua wilayah, dan khususnya di kawasan Asia Pasifik, dengan hasil survei di Cina (89%), India (88%), Indonesia (85%) dan Hong Kong (81%) lebih memilih kartu logam.
Kelima, penggunaan logam daur ulang, hasil survei juga menunjukkan pola pikir yang mempertimbangkan keadaan iklim global, dengan mayoritas (72%) responden mengatakan mereka akan memilih kartu pembayaran yang terbuat dari bahan ramah lingkungan jika semua hadiah dan manfaat sama.
"Hal itu terutama berlaku di India (91%) dan Indonesia (84%), yang masuk dalam urutan negara yang peduli dengan keberlanjutan kondisi lingkungannya," tulis CompoSecure.
Produk kartu logam premium dari CompoSecure harus menjadi perhatian khusus karena mengandung 54% bahan daur ulang pasca-konsumen, terbuat dari rata-rata 65% baja tahan karat daur ulang pasca-konsumen.
Keenam, daya tarik kartu logam, menurut peserta survei, dua alasan utama konsumen tertarik pada kartu pembayaran logam adalah daya tahan dan desain yang inovatif. Namun, kartu logam juga dikaitkan dengan eksklusivitas dan kemewahan di banyak negara. Hal ini terutama berlaku di India (49%), Indonesia (42%) dan Cina (41%).
Survei global ini dilakukan kepada 18.000 orang di 18 negara, dengan penugasan dari CompoSecure dan dilakukan oleh Edgar, Dunn & Company, sebuah perusahaan konsultan strategi global independen yang mengkhususkan diri dalam pembayaran dan layanan keuangan digital.
"Studi terbaru tahun ini memvalidasi data dari studi awal di 2019 dalam memperkuat nilai dan permintaan kartu pembayaran logam dan risiko antar nasabah dari bank yang hanya menawarkan produk plastik," ujar CompoSecure.
Studi atas kartu logam dari Edgar, Dunn & Company's ini mencakup dokumentasi dari industri keuangan dan tren konsumen bersama dengan survei asli untuk mengukur dan memvalidasi permintaan nasabah dan minat penerbit kartu terhadap kartu logam. Edgar, Dunn & Company melakukan surveinya di 18 negara yakni; Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Polandia, Rusia, Singapura, Turki, AS dan Inggris, untuk menyajikan gambaran holistik tentang sentimen nasabah terhadap kartu logam. Negara-negara ini dipilih sebagai perwakilan antar bagian dari ekonomi global. (RO/OL-7)
Berdasarkan survei Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 2023, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap memasuki masa pensiun
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Nilai pasti dari jumlah kerugian masih dalam proses penelaahan dan belum dapat dipastikan hingga seluruh proses investigasi internal diselesaikan.
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
Fundtastic bersama BPR Indomitra Pertiwi dan mitra keuangan Pintek, resmi menjalin kolaborasi strategis dengan Shipper, salah satu perusahaan teknologi logistik dan manajemen gudang.
LEMBAGA Survei Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru evaluasi publik atas kinerja Gubernur- Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025
Sebanyak 53% pekerja penuh waktu mengatakan bahwa mereka menabung lebih sedikit dari rencana, hanya 23% yang mampu menabung lebih banyak dari yang ditargetkan.
Survei YouGov di Indonesia tentang resolusi tahun baru 2025 mengungkapkan 74% responden ingin mengelola keuangan dengan lebih baik.
Lembaga riset Ethical Politics mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai 77,73%.
Pramono mengatakan enggan untuk membuat konten khusus terkait pekerjaannya. Sebab, ia tidak terlalu suka untuk tampil di media sosial.
40 persen responden mengaku sangat mengkhawatirkan kemungkinan AS akan terlibat dalam perang besar dengan Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved