Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Mencari Pemimpin Muda Level Manajer-CEO dan Pendiri Bisnis

Mediaindonesia.com
27/4/2022 21:22
Mencari Pemimpin Muda Level Manajer-CEO dan Pendiri Bisnis
Program IYBLA mengundang para profesional muda level manajer berusia tak lebih dari 35 tahun hingga CEO yang berusia tak lebih dari 40.(DOK Swa.)

BERDASARKAN prediksi Bappenas, Indonesia akan mendapat bonus demografi pada periode 2030-2040. Oleh karena itu, peran generasi muda, terutama mereka yang berusia di bawah 40 tahun, menjadi krusial di era digital. Sebagai calon pemimpin masa depan, mereka dituntut selalu berkembang, kompeten di bidangnya, berkarakter baik, memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan budaya  perusahaan, relevan dengan eranya, bahkan dapat memberikan solusi dalam kondisi yang sangat dinamis.

Tak heran, jika saat ini, Kementerian Negara BUMN sangat mendorong peran generasi muda atau milenial di level kepemimpinan perusahaan BUMN. Tiap BUMN didorong untuk mengisi talent pool-nya dengan figur-figur calon pemimpin dari  generasi muda. Selain itu, porsi pemimpin wanita juga menjadi salah satu prioritas. Menjawab kebutuhan itu, Majalah Swa dan PT PLN (persero) berkolaborasi dengan BUMN Muda menggelar program Indonesia Young Business Leaders Award (IYBLA). Program kompetisi yang dimulai sejak 2021, kini telah memasuki perhelatan kedua.

"Program IYBLA dihadirkan untuk memicu munculnya para pemimpin muda potensial serta mendorong kesiapan mereka dalam talent pool bisnis nasional. Program ini juga sebagai bentuk apresiasi atau rekognisi kepada kader pemimpin muda bisnis yang potensial dan berprestasi," ujar Kemal E. Gani, Group Chief Editor Swa Media. Program IYBLA mengundang para profesional muda level manajer yang berusia tak lebih dari 35 tahun hingga CEO yang berusia tak lebih dari 40 tahun untuk ikut serta. Selain itu, program ini dapat diikuti oleh para entrepreneur maupun sociopreneur muda yang berusia tak lebih dari 40 tahun dan mengoperasikan perusahaannya lebih dari dua tahun.

Ada dua tahapan penjurian yang harus dilalui peserta untuk menjadi pemenang IYBLA 2022. Pertama, penjurian paper. Peserta dinilai oleh para dewan juri berdasarkan track record (CV dan paper) serta materi paper/slide. Tahap kedua atau final, peserta yang lolos pada penjurian paper harus presentasi di depan panel dewan juri independen yang terdiri dari pakar dan praktisi senior di bidang kepemimpinan dan managemen bisnis. Setelah penjurian tahap final tersebut, selanjutnya ditentukan para pemenangnya.

Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN Yusuf Didi Setiarto menerangkan ada empat kategori yang dihadirkan pada program IYBLA. Pertama, Young Business Entity Leader untuk para peserta yang saat ini menduduki peran kepem-impinan di unit-unit bisnis seperti pemimpin perusahaan atau anak usaha, pemimpin divisi bisnis, pemimpin wilayah/area bisnis atau kanal bisnis, factory leader, brand unit leader, dan semacamnya. Kedua, Young Business Function Leader untuk para peserta yang memimpin fungsi-fungsi bisnis di levelnya masing-masing. Fungsi-fungsi yang dimaksud, yakni finance, marketing, TI, strategy & planning, operation, dan semacamnya.

Ketiga, Young Entrepreneur Leader untuk para founder atau co-founder suatu perusahaan (minimal sudah beroperasi dua tahun) yang masih aktif berperan sebagai eksekutif level C (sebagai CEO, COO, CIO/CTO, CMO, atau posisi level-C lain). Keempat, Young Sociopreneur Leader untuk para founder atau co-founder lembaga social enterprise (minimal sudah beroperasi dua tahun) yang aktif berperan sebagai eksekutif level C (sebagai CEO, COO, CIO/CTO, CMO, atau posisi level C lain).

"Program IYBLA 2022 telah digelar sejak Desember 2021 hingga 31 Maret 2022 dan diikuti oleh 170 peserta. Itu berarti mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 100 peserta. Dari 170 peserta tersebut, ada 33 peserta yang berhasil menjadi pemenang. Untuk kategori Business Function Leader, Business Entity Leader, dan Entrepreneur Leader, masing-masing ada 10 pemenang. Sedangkan kategori Sociopreneur Leader, ada tiga pemenang," ujarnya.

Sebagai acara puncak, digelar program webinar dan virtual awarding ceremony pada Rabu (27/4). Mengusung tema Developing Great Young Busienss Leaders for Stronger Indonesia, webinar kali ini menghadirkan deretan best young leaders antara lain, Bryan Gunawan (VP of People Lemonilo), Ryan Alfian Noor (Direktur Utama Migas Hulu Jabar ONWJ), dan Arief Rifqi Putranto (Kepala Kantor Daerah Blitar PT Telkom Indoensia Tbk).

Pada kesempatan webinar tersebut, Yusuf menerangkan di Kementerian BUMN ada lima prioritas, yakni nilai ekonomi sosial untuk Indonesia, cara menciptakan inovasi dari modal bisnis yang ada, kepemimpinan teknologi, cara meningkatkan nilai investasi, dan pengembangan talenta dalam hal ini SDM berkualitas untuk Indonesia dengan profesionalitas dan tata kelola yang baik dan sistem seleksi yang dapat dipertanggungjawabkan. Diakuinya, PLN banyak mengalami tantangan menuju era yang lebih hijau atau green economy. Oleh karena itu, PLN harus berpikir keras untuk merespons situasi itu. Apalagi, saat ini pembangkit di Indonesia mayoritas berasal dari energi fosil, yang notabene tidak sejalan dengan green econo-my atau green vision. 

"Untuk itu, PLN menyiapkan generasi mendatang yang dapat menjalankan visi-misi baru menjadi 'lebih hijau' di masa yang akan datang. PLN menjalankan program pembentukan insan-insan PLN melalui proses penyaringan yang terukur dan terstruktur maupun objektif. Harapannya, dari hasil proses akuisisi talenta ini akan muncul bibit-bibit pemimpin untuk PLN, termasuk untuk BUMN," terang Yusuf.

Managing Partner Dunamis, Tommy Sudjarwadi, yang juga mewakili para dewan juri, menyatakan pihaknya sepakat program hasil kolaborasi antara Swa, PLN, dan BUMN Muda merupakan counterculture, yakni gerakan yang bertentangan dengan mainstream. Kerja sama ini sebagai oase yang luar biasa di tengah stigma milenial yang dikenal manja, tidak fokus, dan mudah pindah kerja. Inisiatif ini mampu mengimbangi stigma negatif milenial. Artinya, lanjut dia, di balik stigma negatif, ada prestasi yang luar biasa dari milenial.

Lebih jauh Tommy menerangkan, dari program tahun kedua ini, porsi milenial perempuan dan pria seimbang dan mampu menjadi pemimpin. Banyak juga pemimpin lokal yang mampu memecahkan masalah lokal dan sama hebatnya dengan global. "Tahun ini, kami juga melihat mulai ada fokus-fokus yang menarik. Para pemimpin bukan hanya profesional dalam meniti karier, tetapi ada juga pengusaha yang memulai bisnisnya dari kecil hingga menggurita. Bahkan, ada pemimpin yang membangun usaha berbasis sosial," ucapnya.

Dari sisi karier, diakui Tommy, ada beberapa jalur yang mereka pilih. Pertama, para pemimpin yang berkembang karena belajar sendiri. Kedua, ada yang cemeralang berkat formal education. Ketiga, ada juga pemimpin yang tumbuh dari komunitas. Terakhir, ada pemimpin yang tumbuh melalui mentoring dan coaching dari para senior. Ada tiga tren kepemimpinan yang berhasil disimpulkan dari program ini. Pertama, dealing with diversity yakni pemimpin berkaitan dengan kebinekaan. Kedua, frequent communication yakni pemimpin ke depan diharapkan dapat membangun komunikasi yang lebih intens, karena zaman kini orang ingin cepat direspons. Ketiga, ongoing innovation yakni pemimpin yang terus menerus menghadirkan inovasi.

Pada kesempatan yang sama, Arga M. Nugraha selaku Sekretaris Umum BUMN Muda yang juga Direktur Jaringan dan Layanan BRI menegaskan milenial sudah jadi mayoritas di bank pelat merah itu, yakni mencapai 83%. "Kami juga memberikan porsi yang lebih besar bagi milenial. Kami punya berbagai inisiatif untuk milenial. Antara lain, inisiatif BYLI (BRILianN Young Leader indonesia). BRIlian menjadi sebutan untuk para pekerja di BRI. Kami memberikan empowerment kepada mereka untuk menduduki posisi lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat."

Gufron Syarif selaku CEO Haus! yang juga salah satu pemenang IYBLA 2022 di kategori Young Entrepreneur Leader bercerita saat ingin lulus sarjana akutansi dari Universitas Padjajaran, ia tergelitik akan obrolan bersama teman-temannya yang justru memilih ingin bekerja di perusahaan multinasoional maupun asing. "Hal itu menggelitik saya, mengapa kita di Indonesia ingin berkarya di perusahaan asing. Mengapa kita tidak bikin perusahaan sendiri yang bisa berkompetisi dengan perusahaan asing?" ucapnya.

Baca juga: Harga Energi dan Komoditas Lain Tetap Tinggi hingga 2024

Hal itulah yang mendorong Gufron harus melakukan sesuatu untuk membuktikan diri bahwa anak muda di Indonesia bisa menjadi pemain di negeri sendiri dengan mambangun perusahaan yang besar dan membanggakan, bahkan bisa bersaing scara sehat dengan perusahaan asing. "Saya bukan keluarga pengusaha dan saya datang dari keluarga biasa. Dengan modal terbatas, saya mulai dari nol. Makanya, saya mulai dari usaha food & beverage (F&B), karena modal yang dibutuhkan tidak begitu besar serta knowledge juga tidak se-complicated industri lain." Padahal, potensinya sangat tinggi. Di Asia Tenggara, potensi bisnis F&B delivery mencapai US$6 miliar di 2020. Bahkan, diprediksi mencapai  US$8 miliar pada 2025 di indonesia.

Tepat 2018, Gufron mendirikan Haus! dengan menggunakan sistem kemitraan, bukan franchise. "Kami berhasil menghimpun individual investor. Pada 2020, kami dipinang oleh BRI Venture Capital dengan pendanaan sebesar US$2 juta dolar. Saat ini, kami tumbuh menjadi 186 store dan mencapai revenue Rp250 miliar pada 2021," ucapnya.

Menurut Gufron, bisnis yang besar harus ditopang oleh organisasi yang kuat dan solid. Oleh karena itu, per 2020, Haus! sudah menyusun organisasi, membangun culture, dengan kombinasi pengalaman teman-teman untuk mengisi second line dari leadership perusahaan. "Mereka dapat membantu mentransfer knowledge di internal. Untuk mempersiapkan kader internal, kami juga menggelar program management trainee yang diisi oleh mahasiswa-mahasiswa dari Top 5 University di Indonesia. Mereka diharapkan dapat menjadi talenta masa depan di Haus!," ujarnya. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya