Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
INDONESIA bertekad menjadi produsen petrokimia terbesar se-Asia Tenggara. Untuk itu, sejak 2020 hingga 2030, pemerintah terus mengawal proyek-proyek pembangunan industri kimia raksasa dengan total nilai investasi mencapai US$31 miliar.
Investasi tersebut guna memperkuat komoditas di sektor kimia hulu dan mampu mensubstitusi produk petrokimia yang masih diimpor seperti etilena, propilena, BTX, butadiena, polietilena (PE), dan polipropilena (PP).
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito pada peresmian Perluasan Pabrik PVC (Phase-7) dan Peluncuran Ekspor PT Asahimas Chemical di Cilegon, Banten, Jumat (1/4) mengatakan, nilai ekspor bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai US$18,86 miliar di 2021.
“Dengan adanya investasi besar di industri petrokimia yang saat ini didukung penuh oleh pemerintah, Indonesia akan menjadi negara produsen petrokimia nomor 1 di ASEAN," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (3/4).
Investasi tersebut bakal ditambah dengan total kapasitas olefin sebesar 5,7 juta ton per tahun serta tambahan total kapasitas poliolefin sebesar 4,7 juta ton per tahun. "Kapasitas industri nasional untuk produk-produk (petrokimia) tersebut saat ini mencapai 7,1 juta ton per tahun,” sebutnya.
Menurut Warsito, industri petrokimia merupakan sektor strategis di tingkat hulu yang menjadi modal dasar dan prasyarat utama untuk pengembangan industri di tingkat hilir seperti plastik, serat kain, tekstil, kemasan, elektronika, otomotif, obat-obatan dan industri-industri penting lainnya.
"Berhasil tidaknya pemerintah dalam membangun industri nasional, salah satunya sangat dipengaruhi oleh profil industri petrokimia,” ungkapnya.
Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor petrokimia diharapkan pemerintah memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat.
"Hal ini yang memacu pemerintah untuk terus memperkuat industri petrokimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri," ucap Warsito.
Kemenperin pun memberikan apresiasi terhadap realisasi investasi proyek PT Asahimas Chemical Phase-7 di Cilegon, karena menunjukkan bahwa potensi pengembangan industri petrokimia intermediate sangat besar. Dengan penambahan kapasitas produk PVC atau polivinil klorida sebesar 200 ribu ton per tahun.
Perusahaan itu disebut berkontribusi meningkatkan pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan PVC domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor.
“Sampai dengan perluasan ke-7 ini, PT Asahimas Indonesia mampu menyerap tenaga kerja sampai dengan 1.250 orang. Oleh karena itu, proyek perluasan pabrik PT Asahimas Chemical ini perlu kita apresiasi,”pungkasnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved