PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) konsisten dalam menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnisnya. Terlebih dalam pembangunan perkotaan yang menerapkan konsep sustainability township untuk keberlangsungan hidup penghuninya.
Salah satu wujud nyata dalam penerapan prinsip ESG ini ialah pengelolaan air di wilayah yang dibangun oleh LPKR seperti di Lippo Karawaci, Tangerang. Sejak awal dibangun pada 1991, Lippo Karawaci sudah memberikan perhatian khusus kepada isu banjir, isu penyediaan air bersih, dan pengelolaan lingkungan dalam penanganan air limbah sebagai potensi polutan terhadap sumber air.
LPKR menciptakan masterplan kota Lippo Karawaci yang mencakup penanganan ketiga isu tersebut dengan membangun danau buatan, jaringan pipa, dan instalasi pengelolaan air limbah, serta mendirikan water treatment plant (WTP).
CEO LPKR John Riady mengatakan, pihaknya senantiasi menerapkan prinsip ESG sejak awal perencanaan kawasan township. Target utamanya, tegas dia, adalah untuk dapat menyediakan kualitas air yang lebih baik bagi warga penghuni.
"Isu pencemaran air menjadi perhatian kami sehingga kami memutuskan untuk membangun pusat pengolahan air limbah dengan pemanfaatan ulang air bekas pakai yang memisahkan saluran air hujan dengan fungsi saluran pipa air limbah," ujar John Riady, dalam keterangan yang diterima, Kamis (24/3).
Baca juga: NWP Property Dirikan Perusahaan Logistik Modern
John menambahkan, di kota Lippo Karawaci, pihaknya telah membangun delapan danau buatan yang berfungsi sebagai water reservoir tempat menampung air saat intensitas air hujan tinggi, seperti saat musim hujan.
"Kami membangun jaringan pipa air bawah tanah dan pengolahan air limbah dengan sistem aerobile treatment untuk mengurai bahan polutan menggunakan bakteri dan oksigen sehingga air dapat digunakan kembali misalnya untuk menyiram tanaman," ungkap dia.
Ia juga menegaskan bahwa dengan sistem pengelolaan air yang baik akan menjadikan lingkungan yang baik bagi planet dan people, dua dari empat prinsip utama ESG, sekaligus membuat perusahaan menghasilkan bisnis yang profit.
Saat ini, LPKR memiliki aset properti di 40 kota di Indonesia dengan 1.362 hektare landbank yang siap untuk dikembangkan dan akan berkontribusi dalam pencapaian target kinerja prapenjualan sebesar Rp5,2 triliun pada 2022. (RO/S-2)