Selasa 08 Maret 2022, 19:47 WIB

Soal Polemik Minyak Goreng, Kemendag Sebut Banyak Hambatan Distribusi

Fetry Wuryasti | Ekonomi
Soal Polemik Minyak Goreng, Kemendag Sebut Banyak Hambatan Distribusi

Antara
Warga menunjukan minyak goreng dan jari yang sudah diberi tinta sebagai tanda pembelian.

 

KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) membenarkan terjadinya kelangkaan minyak goreng harga terjangkau pada tingkat irigasi atau distribusi. Termasuk, praktik penimbunan oleh sejumlah oknum.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menyebut momentum ketersediaan minyak goreng terjangkau, ternyata dimanfaatkan sejumlah oknum. Padahal, minyak goreng sebenarnya tersedia, namun di lapangan sulit ditemukan masyarakat pada harga HET, yakni Rp14.000. 

Sementara itu, minyak goreng yang dengan harga lebih mahal tersedia di pasar. Menurutnya, ada beberapa bentuk hambatan pada 'irigasi' distribusi minyak goreng sesuai harga HET. Ada pihak yang mendistribusikan dalam jumlah sedikit, ada juga yang mendistribusikan tidak tepat sasaran.

Baca juga: Wapres Pastikan Ketersediaan Pangan Jelang Puasa dan Lebaran Aman

Lalu, ada pihak yang menahan distribusi minyak goreng. Kemendag dikatakannya menemukan oknum ritel yang menyimpankan 'titipan' 1-2 minyak goreng kemasan kepada pembeli dengan harga lebih tinggi.

"Distribusi yang panjang mengakibatkan begitu barang sampai di D2, harga sudah menyentuh HET. Sehingga, untuk rantai sampai D5, harga sudah tinggi," ungkap Oke dalam diskusi virtual, Selasa (8/3).

Saat ini, pemerintah berusaha membereskan persoalan pada distribusi minyak goreng. Kemendag juga menyusun aturan untuk distribusi minyak goreng dan meminta dukungan politik dari Komisi VI DPR RI.

Adapun hambatan pada tingkat eksportir produk CPO dan olein, salah satunya adalah kesulitan eksportir yang menggunakan bahan baku CPO pada produk, misalnya sabun. Dalam hal ini, untuk mengalokasikan CPO dan olein sebesar 20%, agar dapat melakukan ekspor.

Baca juga: Pemda Diminta Gerak Cepat atasi Kelangkaan Minyak Goreng

Sebab produsen sabun tidak langsung memiliki akses ke pabrik minyak kelapa sawitnya. Sehingga, harus mencari bahan baku tersebut untuk dialokasikan sebagai syarat ekspor produk sabun. Namun, pada level eksportir, masalah sudah mulai teratasi.

Pemerintah tidak bisa membiarkan masyarakat terlambat mendapatkan minyak goreng dengan HET Rp14.000 dan menunggu kemacetan distribusi beres. Sehingga, pemerintah memotong rantai distribusi dan memasok langsung dari pabrik minyak goreng ke pasar rakyat.

Dari kebutuhan nasional 327 juta liter, didistribusikan melalui dua opsi. Rinciannya, general trading lewat pasar dan modern trading lewat ritel. Namun, kemampuan ritel modern untuk distribusi minyak goreng per bulan hanya 25 juta liter. Sisanya, 300 juta liter disalurkan melalui general trading, yang memiliki banyak hambatan.(OL-11)

 

Baca Juga

DOK.MI

Sepakat Dengan Kementan, HKTI Minta Semua Pihak Gunakan Data BPS

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 23 Maret 2023, 16:58 WIB
Data BPS adalah data pasti yang secara resmi diakui Undang-undang melalui pola kerja sensus-survei serta penggunaan metode Kerangka Sempel...
Antara/Muhamamd Adimaja

Masih Banyak Tiket KA Lebaran Tersedia, KAI Janji Transparan dalam Penjualan

👤Fetry Wuryasti 🕔Kamis 23 Maret 2023, 16:38 WIB
SEBANYAK 37% tiket kereta api masa angkutan Lebaran 2023 atau 1.006.393 lembar tiket telah terjual hingga Kamis...
MI/AGUNG WIBOWO

301 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek saat Libur Nyepi

👤Insi Nantika Jelita 🕔Kamis 23 Maret 2023, 16:06 WIB
Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat gerbang tol (GT)...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya