Headline

Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Bangun Rumah Tahan Api dan Angin Kencang, Ini Saran Pengusaha Konstruksi Liwa Supriyanti 

Mediaindonesia.com
14/1/2022 22:29
Bangun Rumah Tahan Api dan Angin Kencang, Ini Saran Pengusaha Konstruksi Liwa Supriyanti 
Ilustrasi pembangunan rangka bangunan menggunakan baja(Antara/Ahmad Subaidi)

KETIKA membangun rumah atau bangunan, pemilik pasti menghendaki hasilnya bisa minim risiko terhadap bencana atau musibah yang tidak diinginkan. Pengusaha konstruksi, Liwa Supriyanti menyarankan menggunakan material berbahan baja agar rumah bisa tahan api (kebakaran) dan angin kencang. 

Penggunaan baja, lanjut Liwa, bisa diaplikasikan pada rangka dan atap bangunan. 

“Selain mampu bertahan sampai 100 tahun, keuntungan rumah dengan rangka baja adalah tahan api dan angin,” ujar Direktur Perusahaan Gunung Prisma itu dalam keterangannya. 

Liwa menjelaskan, rumah berangka baja bisa tahan api dan menyediakan isolasi dari panas. Itulah kenapa di daerah yang rawan kebakaran seperti California, Amerika Serikat dan Australia sangat cocok membangun rumah dengan bahan baja. Dengan begitu masyarakat di sana tidak perlu khawatir dengan keselamatan mereka jika terjadi kebakaran hutan atau bencana lainnya.  

Selain itu, apabila bagian luar bangunan dilapisi dengan bahan khusus maka akan mampu memberikan perlindungan terhadap bencana alam seperti angin topan dan gempa bumi yang sering terjadi di daerah tertentu.      

“Konstruksi baja sangat bermanfaat untuk lingkungan karena mampu meningkatkan insulasi dan kedap udara tinggi sambil memberikan kinerja termal yang luar biasa,” kata Liwa. 

Baca juga : 7 BUMN Dapat PMN, KPI Khusus PMN Harus Dikawal

Seorang pekerja bangunan yang jasanya banyak dipakai di Semarang Selatan, Jalil membenarkan kalau baja bisa menghindari resiko kebakaran atau tidak roboh saat diterpa angin kencang. 

“Kalau saat ini, lebih baik menggunakan baja agar tahan api dan angin kencang,” ujar pria berusia 40 tahun itu. 

Jalil menambahkan, baja juga praktis dalam pengerjaan karena tinggal merangkai di lapangan. 

“Saya pasti sarankan pakai baja saat membangun [rumah atau bangunan], tapi saya juga ikut dengan kemauan pemiliknya karena ada juga yang suka kayu yang kuat,” ujarnya. 

Di sisi lain, Gunung Prisma yang dipimpin Liwa kini merupakan salah satu perusahaan perdagangan baja terbesar di Indonesia. Gunung Prisma dianggap mampu menyediakan baja sebagai solusi holistik, berwawsan hijau, dan mendapat kepercayaan untuk bekerja sama dengan lebih dari 25 perusahaan pemasok beragam baja dari negara-negara Asia, termasuk Singapura, Jepang, dan Tiongkok. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya