Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
BANK Indonesia mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) pada November 2021 meningkat. Posisi M2 pada November 2021 tercatat sebesar Rp7.572,2 triliun atau tumbuh 11,0% (yoy). Ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (10,5%, yoy).
Peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi komponen M1 dan uang kuasi. M1 tumbuh 14,7% (yoy), sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya (14,6%, yoy). Ini didorong oleh pertumbuhan peredaran uang kartal dan giro rupiah.
Peredaran uang kartal pada November 2021 tercatat sebesar Rp775,1 triliun atau tumbuh 8,8% (yoy). Ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,3% (yoy).
"Hal tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat menjelang akhir tahun dan meredanya kasus covid-19 di Indonesia. Sementara itu, giro rupiah pada November 2021 tumbuh 23,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (21,4%, yoy)," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Kamis (23/12).
Pertumbuhan giro rupiah sedikit tertahan oleh perlambatan dana float (saldo) uang elektronik yang tercatat sebesar Rp8,2 triliun atau tumbuh 10,9% (yoy). Ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 11,7% (yoy). Pangsa dana float (saldo) uang elektronik terhadap M1 sebesar 0,20%.
Di sisi lain, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu pada November 2021 tercatat sebesar Rp2.031,5 triliun dengan pangsa 49,0% terhadap M1. Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tumbuh 11,9% (yoy) atau melambat dibandingkan Oktober 2021 (13,0%, yoy).
Uang kuasi pada November 2021 dengan pangsa 45,0% dari M2 tercatat sebesar Rp3.405,8 triliun atau tumbuh 7,0% (yoy). Ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya (6,0%, yoy) karena didorong oleh peningkatan simpanan berjangka dan giro valas.
"Di sisi lain, surat berharga selain saham tercatat tumbuh negatif -16,3% (yoy), lebih dalam dibandingkan pertumbuhan negatif bulan sebelumnya (-10,6%, yoy), terutama disebabkan oleh penurunan kepemilikan lembaga keuangan nonbank atas surat berharga yang diterbitkan bank dalam rupiah," kata Erwin.
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada November 2021 dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada November 2021 tumbuh 4,4% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,0% (yoy) sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif.
Baca juga: 1 Januari 2022, Bandara Halim Perdanakusuma Ditutup
Aktiva luar negeri bersih pada November 2021 tumbuh sebesar 10,6% (yoy). Ini meningkat dibandingkan Oktober 2021 (5,7%, yoy) disebabkan oleh naiknya tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk seiring dengan peningkatan cadangan devisa.
Tagihan bersih kepada pemerintah pusat pada November 2021 tercatat stabil sebesar 30,4% (yoy). Terdapat perlambatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan dalam rupiah karena penarikan yang diimbangi dengan perlambatan tagihan berupa kepemilikan Surat Berharga Negara. (OL-14)
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved