Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

BI Nilai QRIS Percepat Adaptasi Ekonomi Digital

Basuki Eka Purnama
17/12/2021 10:30
BI Nilai QRIS Percepat Adaptasi Ekonomi Digital
Warga bertransaksi digital menggunakan QRIS saat berbelanja di Pasar Tradisional Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

ASISTEN Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menyebutkan kehadiran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi game changer di tengah masyarakat karena membantu masyarakat berakselerasi mengadaptasi sistem ekonomi digital dimulai lewat pembayaran digital.

Menariknya QRIS menjadi lebih mudah diadaptasi masyarakat sejak para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadikan QRIS sebagai alat pembayaran digital selama pandemi covid-19 dalam hampir dua tahun terakhir sehingga membiasakan masyarakat memanfaatkan kecanggihan pembayaran dengan teknologi.

"QRIS itu game changer terutama bagi UMKM. Karena sering kali kita dengar 'mana bisa UMKM jadi digital?' namun dengan fakta penggunaan QRIS didominasi UMKM saat ini, itu menunjukan UMKM kita itu bisa mengadopsi teknologi digital, ini pintu masuk untuk adaptasi ekonomi digital yang inklusif bagi masyarakat," kata Filianingsih dalam acara konferensi pers virtual, Kamis (16/12).

Baca juga: Perluas Akseptansi Pembayaran Digital, Bank DKI Luncurkan JakOne Abank

Berdasarkan data BI hingga Desember 2021 tercatat 96% penggunaan QRIS adalah oleh para pemilik gerai UMKM.

Para pemilik usaha mikro tercatat mendominasi dengan total 61,2% sebagai pengguna QRIS untuk pembayaran usahanya, disusul para pelaku usaha kecil sebesar 26,2% dan 7,8% berasal dari pelaku usaha menengah.

Sisanya penggunaan QRIS diadopsi oleh para perusahaan besar untuk transaksi produk hingga tempat- tempat ibadah untuk transaksi amal ataupun sedekah.

Filia meyakini berkat adanya adopsi QRIS yang masif di masyarakat, tren pembayaran digital pun akan tetap meningkat pada tahun depan.

Transaksi uang elektronik yang pada 2021 mencapai Rp289 triliun diperkirakan Rp337 triliun.

Hal itu dipengaruhi oleh faktor kenyamanan dan keamanan karena saat ini pembayaran digital sudah sangat mudah dilakukan dan cukup dengan satu kode QR masyarakat bisa melakukan transaksi walaupun sumber dananya berasal dari aplikasi yang berbeda- beda.

"Jadi, meski pandemi ini sudah berakhir, masyarakat akan tetap melakukan transaksi dan pembayaran secara digital, karena mereka sudah merasakan kenyamanan dan pengalaman itu sudah membekas. Ini menjadikan perubahan perilaku ini mendorong ekonomi digital dan menjadi pembuka kesempatan inklusi keuangan," ujar Filia

Untuk itu perempuan yang juga berperan sebagai Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI itu berharap industri khususnya yang bergerak di sektor digital dapat terus menunjukkan inovasi dengan memanfaatkan QRIS sehingga inklusi keuangan di Indonesia khususnya bagi UMKM dan masyarakat umum bisa semakin terjangkau.

Hingga 6 Desember 2021, BI mencatat telah melewati targetnya untuk menyasar pengguna QRIS yang tadinya ditargetkan hingga akhir 2021 mencapai 12 juta pengguna kini telah mencapai 13,6 juta pengguna.

Pada 2022, target pengguna QRIS diharapkan bisa mencapai 15 juta pengguna. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya