Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

BEI Diminta Berperan dalam Perdagangan Karbon

M. Ilham Ramadhan Avisena
16/11/2021 13:50
BEI Diminta Berperan dalam Perdagangan Karbon
Aktivitas di Gedung Bursa efek Indonesia (BEI)(ANTARA/MUHAMAD ADIMAJA)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) turut berperan dalam perdagangan karbon yang tengah diupayakan pemerintah. 

Hal itu dinilai perlu untuk mendukung komitmen Indonesia menciptakan ekonomi hijau dalam agenda mitigasi perubahan iklim.

"BEI perlu mempersiapkan yang telah dipersiapkan Kemenkeu terkait dengan carbon trading bersamaan dengan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)," ujarnya dalam CEO Netrworking 2021 bertajuk Stepping up to Regain the Economic Growth secara daring, Selasa (16/11).

Airlangga bilang, peran serta BEI dalam perdagangan karbon menjadi penting lantaran Indonesia memiliki dua kekuatan utama terkait hal itu. Pertama ialah pada carbon capture di sektor seperti pertambangan dan energi.

Kedua ialah besarnya potensi Indonesia pada sumber energi baru terbarukan. Salah satunya ialah geo thermal yang menurut Airlangga secara otomatis akan mendapatkan Clean Development Mechanism (CDM) dalam bentuk penetapan harga karbon (C02 pricing).

"Namun kita ketahui bahwa sekarang adalah, dalam istilah pasar modal adalah over the counter, tidak terbuka secara transparan dan masing-masing antara perusahaan di Indonesia dengan perusahaan global," imbuhnya.

"Sehingga apabila ini semua masuk dan ditangkap di dalam mekanisme bursa, ini adalah hal yang baik," lanjut Airlangga.

Baca juga: Carbon Inisiatif Indonesia Usung Ekonomi Karbon Sirkular

Dia menambahkan, pemerintah juga akan mengupayakan perdagangan karbon bisa diluncurkan dalam momen Presidensi G20 2022 di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya. Karenanya, BEI, Kemenkeu, KLHK, dan OJK perlu menyiapkan kerangka kebijakan perdagangan karbon tersebut.

"Kita ingin agar ini (pedagangan karbon) bisa dilakukan di Indonesia, bukan dilakukan di negara lain," tegas Airlangga.

Perdagangan karbon menjadi salah satu cara Indonesia dan beberapa negara memitigasi ancaman perubahan iklim. 

Itu juga menjadi upaya dari komitmen yang ditetapkan dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 (COP26) di Glasgow beberapa waktu lalu.

Pada COP26, kesepakatan yang dicapai ialah mengurangi pemanfaatan pembangkit energi yang bersumber dari energi fosil. Dan mempertahankan suhu global berada di level 1,5 derajat celcius.

"Di mana tentunya harus dibarengi dengan financing untuk climate change fund, terutama untuk emerging countries. Salah satu yang Indonesia perlu dorong adalah protoyping bagaimana face down PLTU ini ada semacam lighthouse atau proyek percontohan," pungkas Airlangga. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya