Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERUBAHAN iklim global mengancam seluruh eksistensi makhluk hidup di muka bumi, termasuk manusia. Salah satu penyebab utama yaitu meningkatnya karbon di alam sebagai CO2/CH4 yang berdampak pada meningkatnya gas rumah kaca (GRK). Karena itu, KTT Perubahan Iklim PBB atau COP 26 menargetkan agar semua negara berupaya menekan pemanasan global dengan penambahan suhu maksimal hanya 1,5 derajat celsius pada 2030.
Namun ada peluang bagi regulator, pelaku usaha, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem ekonomi karbon sirkular. "Karenanya, lahir asosiasi Carbon Inisiatif Indonesia (CII) yang siap menjadi think-tank bagi pemerintah dalam penyusunan roadmap percepatan ekonomi karbon sirkular demi kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Ketua Umum CII Audey Sjofjan di Jakarta, Sabtu (6/11). CII terdiri dari pakar-pakar yang bergerak dalam perhitungan daya tampung dan daya serap karbon, sertifikasi karbon, energi baru dan terbarukan, serta pelaku karbon ekonomi pangan, pertanian, serta perkebunan.
Penasihat CII dalam Technopreneur & Materials Ishenny Mohd Noor mengatakan, program mitigasi untuk sektor energi yang perlu dilakukan yaitu mengoptimalkan batu bara dengan melakukan rekayasa sehingga kalori yang dikandung harus mampu menghasilkan energi minimal 80% dari sebelumnya hanya 50%, baik untuk pembangkit listrik batu bara maupun mesin-mesin generator. Dengan demikian, efisiensi hingga 30% dari batu bara tidak menjadi emisi gas rumah kaca dan devisa negara juga terselamatkan.
"Teknik mitigasi yang paling canggih yaitu menangkap flue gas dari cerobong yang mengandung emisi GRK untuk dihidrolisa menjadi liquid smoke dan produk yang punya nilai ekonomi tinggi untuk sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Kami berharap CII bisa mengubah mindset pemimpin dan masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya," tutur Ishenny.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal CII Ichsan menyatakan sudah saatnya kita melihat kembali potensi besar Indonesia di bidang pertanian yang dapat mendukung keamanan pangan dengan menggunakan sistem pascapanen yang modern dan menggunakan kemandirian energi yang berasal dari energi terbarukan dan berbasis ekonomi sirkular. Di dalamnya berjalan proses produksi yang memanfaatkan material lebih ramah lingkungan dan limbah produksi yang dapat didaur ulang.
Penasihat CII dalam Trading & International Relationship Hanafi Sofyan Guciano menambahkan bahwa kita bicara pasar karbon lintas negara dan mungkin juga menggunakan mata uang asing dan kripto. Teknologi membuat pasar lebih cepat, transparan, sehingga verifikasi, sertifikasi, harga, kliring, trading, dan retiring semua dapat terintegrasi dalam ekosistem karbon yang mudah diakses.
"Penginderaan jarak jauh dan drone akan membantu audit lapangan tiap tahun. Ini membantu pemerintah dalam registrasi dan pelapuran NDC serta mencegah terjadi double counting. Pasar karbon juga marketplace bagi investor yang ingin masuk di pasar primer selain pasar sekunder. Ini pasar produk etis, sehingga yang akan merusak pasar perlu diedukasi bahwa ini tidak sama seperti main di bursa-bursa yang ada. Semakin kredibel pasar, produk dan pembagian manfaat, semakin tinggi nilai kredit kita. Ini yang akan dikawal CII," tandasnya.
Selain itu, CII bidang Carbon Storage & Trading Triyansyah Putra menyebutkan pemanasan global dapat menimbulkan risiko besar bagi masa depan. Ia memperkirakan terjadi penurunan 18% dari PDB global jika kita gagal mempertahankan suhu global di bawah 1,5 derajat celsius pada 2030. Sebagai perbandingan, lanjutnya, penurunan PDB global akibat pandemi saja sekitar 3%.
Baca juga: Kunjungi Jambi, Mentan Minta Hilirisasi Nanas Jambi Berorientasi Ekspor
Untuk dapat menarik minat investor dan pelaku usaha ke dalam ekosistem ekonomi karbon sirkular, model bisnis ekonomi karbon sirkular mesti layak. Dengan meningkatnya investment grade, pengembangan usaha ekonomi karbon sirkular layak diangkat sehingga tercapai skala ekonomi. Kondisi ini yang ingin CII ciptakan sebagai usaha asosiasi dalam menurunkan penghalang memasuki bisnis ekonomi karbon sirkular bagi pelaku usaha karbon. (RO/OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved