Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEHADIRAN rokok elektronik di Indonesia saat ini sudah tidak asing lagi. Berbagai macam merek sudah tersebar secara meluas ke berbagai kalangan masyarakat. Hanya, masih ada oknum yang menyalahgunakan rokok elektronik seperti menambahkan bahan-bahan lain ke dalam liquid.
"Hal ini tentu meresahkan bagi masyarakat, karena pada hakikatnya rokok elektronik sebetulnya dapat membantu para perokok aktif untuk berhenti atau menjadi alternatif rokok dengan kadar risiko yang lebih rendah, bukan justru menjerumuskan penggunanya ke hal yang lebih buruk," kata Ketua Konsumen Vape Berorganisasi (Konvo), Hokkop Situngkir, di Jakarta pada Selasa (9/11).
Keberadaan rokok elektronik yang dijual bebas menjadi salah satu perhatian yang tidak boleh luput. Kemudahan akses membeli rokok elektronik dengan bebas merupakan hal yang kurang bijak dilakukan. Soalnya, rokok elektronik bukanlah diperuntukkan untuk anak di bawah umur.
Artinya, saat ini kita sedang menghadapi penyalahgunaan vaping di kalangan anak muda bangsa yang merupakan tindakan tidak adil bagi mereka yang melihat ini sebagai alat untuk membantu berhenti merokok. Satu studi penting yang diterbitkan oleh Cochrane Review pada Oktober 2020 menemukan bahwa rokok elektrik dengan nikotin merupakan alat yang jauh lebih efektif bagi perokok yang ingin berhenti merokok dibandingkan dengan produk lain seperti patch nikotin atau permen karet.
"JIka kita mau melihat negara-negara lain yang sudah mengadopsi rokok elektronik, seperti Inggris dan Selandia Baru, mereka mengatur penggunaan produk dengan undang-undang khusus vape, bahkan juga memberlakukan peraturan yang berbeda tentang rokok elektrik dibandingkan dengan rokok konvensional. Hal ini didasari bukti yang diakui secara luas tentang risiko rokok elektrik yang relatif lebih rendah," jelasnya.
Tanpa pedoman tepat tentang standar manufaktur dan informasi akurat tentang vaping sebagai alternatif yang lebih baik untuk berhenti merokok, pasar konsumen tetap tidak akan teratur. Standar manufaktur akan memastikan bahwa konsumen Indonesia terlindungi dari perangkat rokok elektrik dan cairan elektrik yang berkualitas buruk.
"Maka dari itu, kami berharap pemerintah untuk mengembangkan regulasi yang dapat selanjutnya melindungi konsumen dari produk dan e-liquid yang diproduksi dengan buruk serta peraturan yang memastikan produk rokok elektrik tidak dijual kepada anak di bawah umur. Regulasi yang bertanggung jawab akan memastikan bahwa produk rokok elektrik terbaik dan teraman akan tersedia bagi konsumen dewasa di Indonesia, seperti yang telah kita lihat di Inggris dan Selandia Baru," lanjutnya. (RO/OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved