Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PELAKU Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan berat menghadapi situasi Pandemi. Dalam situasi tersebut, digitalisasi merupakan salah satu kebutuhan UMKM.
“Digitalisasi merupakan salah satu solusi mengatasi pemasaran produk, memunculkan permintaan pasar dan mendekati konsumen,” kata Anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah, dalam kunjungan ke beberapa UMKM di Tegal dan Banyumas, kemarin.
Pembatasan kontak fisik dan masih adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada sejumlah daerah menurut Erma dapat teratasi dengan teknologi e-commerce.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki menambahkan bahwa bahwa Kementerian mendorong kemitraan industri besar dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Konsep kemitraan ini, tidak hanya mencakup bagaimana UMKM menjadi pemasok industri besar tapi juga proses transfer knowledge dan mindset business, dan sebagainya.
“Mereka yang memilih di sektor UMKM adalah mereka yang tidak diterima di sektor formal. Namun, ketika membuat usaha mandiri, lalu tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik maka hasilnya tidak akan maksimal. Sehingga harus memulainya by design,” papar Menkop UKM, Teten Masduki.
Kemitraan antara industri besar dan UMKM, menurutnya, tidak hanya mengatasi permasalahan pemasaran produk tapi juga menjadi proses dari transfer knowledge, dan mindset business. “Kalau permasalahan di daerah adalah tenaga kerja, maka sektor ini akan mampu menjawab bagaimana UMKM menyerap tenaga kerja,” kata Teten menambahkan.
Kekhasan dan Potensi Daerah
Selain digitalisasi Erma menilai, bahwa setiap daerah harus memiliki kreaktifitas dalam menonjolkan kekhasan produk. “Wujudkan Tegal sebagai Jepangnya Indonesia. Kembangkan UMKM dengan mengadopsi perkembangan teknologi dan kesesuaian dengan permintaan pasar,” ujar Teten, disambut tepuk tangan pelaku UMKM yang hadir.
Kalau Purbalingga terkenal dengan produksi knalpotnya, maka misalnya di Tegal terkenal tidak hanya produksi makanannya tapi juga produk logam, lalu di Banyumas produk brown sugar dan industri otomotif. “Industri makanan, logam, otomotif, peternakan, dan sebagainya harus terus didorong agar potensi-potensi daerah muncul ke permukaan bahkan berorientasi ekspor,” ujar Anggota Badan Anggaran (Banggar) ini.
Dalam kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah ke sejumlah UMKM di Jawa Tengah, pada 25-26 September 2021 kemarin, lokasi dan sentra UMKM yang dikunjungi yakni Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia yang berisi UMKM yang memproduksi logam.
Kemudian di Banyumas kunjungan ke Koperasi Desa Sejahtera Astra Semedo Manise yang berisi UMKM produsen brown sugar, UMKM Bengkel Yayasan Dana Bakti Astra (YDBA) atau Bengkel Toseng yang merupakan UMKM yang bergerak pada perbaikan kendaraan (bengkel), serta UMKM Pande Besi yang memproduksi berbagai alat pertanian dan pertukangan.
Rombongan juga mengunjungi Rach Domba dan Sapi Desa Karang Tengah, Banyumas. Turut hadir mendampingi, Bupati Tegal Umi Azizah, Bupati Banyumas Achmad Husein dan Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono. (Ant/OL-13)
Revolusi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat bertransaksi. Salah satu inovasi paling menonjol adalah munculnya sistem pembayaran tanpa batas.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Kemajuan teknologi digital membuka peluang baru melalui layanan kesehatan berbasis mobile. Aplikasi kesehatan yang dirancang khusus untuk menjangkau daerah dengan akses terbatas
Peeba Indonesia sebagai sebuah platform grosir digital, mengeksplorasi bagaimana tantangan-tantangan yang dialami para pemilik merk dapat dijawab dengan teknologi.
Dengan GEAR VLab lembaga pendidikan yang memiliki anggaran terbatas bisa tetap mengadopsi teknologi digital
. Dengan teknologi modern, mengolah lahan pertanian akan lebih gampang dan tentunya meningkatkan kesejahteraan petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved