Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DEWAN Direktur Eksekutif Bank Dunia pada Jumat (10/9) menyetujui pinjaman senilai US$380 juta atau sekitar Rp5,4 triliun untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) pumped storage yang pertama di Indonesia.
Pembiayaan ini guna dukungan pembangunan PLTA pumped storage di hulu sungai Cisokan yang berlokasi di antara Jakarta dan Bandung dengan kapasitas 1.040 MegaWatt (MW).
Baca juga: Pameran Produk Indonesia Bukukan Potensi Transaksi USD 3,26 Juta
"Kami menyambut baik proyek ini karena akan menjadi yang pertama bagi Indonesia. Proyek ini mencerminkan suatu titik balik dalam perjalanan menuju dekarbonisasi di Indonesia," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (12/9).
Bank Dunia menyebut, PLTA pumped storage memainkan peranan penting dalam energi bersih di Indonesia. Proyek tersebut memungkinkan penambahan kapasitas pembangkitan listrik yang signifikan di Jawa dan Bali untuk memenuhi kebutuhan pada saat beban puncak dan memberikan kapasitas penyimpanan yang besar untuk memungkinkan diterimanya energi terbarukan dalam jumlah yang lebih besar lagi.
Pasalnya, diebutkan bahwa lebih dari 80% tenaga listrik yang dihasilkan untuk jaringan listrik Jawa-Bali, yang menyediakan listrik bagi 70% penduduk Indonesia, berasal dari bahan bakar fosil. Pemerintah Indonesia kini berupaya mendukung agenda dekarbonisasi yang memungkinkan integrasi sumber energi terbarukan ke dalam jaringan tenaga listrik.
“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pengembangan energi terbarukan, upaya konservasi energi, serta penggunaan teknologi energi bersih," tutur Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
PLTA pumped storage akan memanfaatkan dua bendungan pada ketinggian yang berbeda. Pada saat permintaan tenaga listrik sedang rendah maupun ketika tersedia tenaga listrik yang melimpah dari sumber-sumber energi bersih, seperti misalnya tenaga surya, maka tenaga listrik dari jaringan digunakan untuk memompa air ke bendungan atas.
Tenaga listrik dihasilkan pada saat beban puncak, biasanya pada malam hari, dengan mengalirkan air menuju ke bendungan bawah melalui turbin air, ketika biaya pembangkitan listrik tinggi.
Proyek ini akan membantu meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi sistem dengan menyeimbangkan antara pasokan dengan permintaan, dan oleh karenanya juga meningkatkan keandalan serta kualitas layanan listrik pada jaringan tenaga listrik Jawa-Bali. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved