Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bosowa Belum Hengkang, Saham Bukopin Fluktuatif

Mediaindonesia.com
02/9/2021 07:20
Bosowa Belum Hengkang, Saham Bukopin Fluktuatif
Pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia masih cenderung fluktuatif(Antara/Galih Pradipta)

PERGERAKAN harga saham PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) cenderung tertekan seiring belum terealisasinya Bosowa keluar dari jajaran pemegang saham di Bukopin.

Investor  awalnya meyakini transformasi Bank Bukopin akan berjalan lancar seiring dengan perdamaian antara pemegang saham pengendali BBKP yakni KB Kookmin Bank  dengan Bosowa Corporation. Hal itu mengacu pada putusan Dewan Komisioner OJK yang mengharuskan Bosowa mengalihkan kepemilikan sahamnya di Bukopin dalam tempo paling lambat setahun karena gagal dalam fit and proper test sebagai pemegang saham pengendali. 

Tenggat waktu dari pengalihan saham bila mengacu pada surat keputusan OJK itu adalah pada 24 Agustus 2021. Investor makin yakin perdamaian bakal makin mulus berjalan karena Bosowa telah mencabut gugatannya di Pengadilan atas putusan OJK itu. 

Oleh karena itu pada awal Agustus, saham Bukopin bergerak menguat hingga mencapai level tertinggi di Rp660 pada pekan pertama Agustus.

Namun dalam perjalanannya, ternyata Bosowa belum bisa melaksanakan putusan pelepasan saham Bank Bukopin. Bosowa masih mengempit sekitar 8% saham BBKP hingga tenggat waktu 24 Agustus 2021 terlampuai. 

Dan sejak pekan terakhir Agustus, saham BBKP terus meluncur turun dari level Rp575 menjadi Rp474 pada 31 Agustus. Saham BBKP naik dalam perdagangan hari pertama september ke posisi Rp490 lebih karena sentimen laporan keuangan. 

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan,  pelaku pasar cenderung  menaruh perhatian besar atas apa yang terjadi dalam sebuah emiten. Apalagi jika itu terkait kisruh para pemegang saham besar.

"Terkait dengan penurunan saham memang sebelum-sebelumnya adanya kisruh antara pemegang saham lama dan baru ini turut mempengaruhi sentimen di pasar. Karena pasti pelaku pasar berasumsi kalau ada kisruh berpengaruh pada kinerja fundamentalnya," terangnya.

Namun Reza menilai yang terjadi pada saham BBKP seminggu terakhir lebih karena koreksi wajar. Sebab sebelumnya saham BBKP sudah naik seiring dengan masih belum jelasnya keputusan saham pengendali BBKP.

"Terkait penurunan saham beberapa hari ini trennya lebih kepada sudah price in. Maksudnya kan Bukopin akhirnya sudah bisa dipastikan ya si Kookmin yang menguasai," ujarnya.  

Deputi Komisioner Perbankan III OJK Slamet Edy mengakui bahwa OJK memang memberikan perpajangan waktu bagi Bosowa untuk mendivestasi sahamnya di Bukopin. 

"Dalam situasi kondisi pademic covid ini, memang nggak gampang suatu perusahaan melakukan divestasi. OJK berdasarkan permohonan Bosowa sudah memberikan perpanjangan batas waktu pengalihan saham Bosowa tersebut," tuturnya.

Ia berharap bahwa dalam pelaksanaan ke depan, rencana divestasi itu brjalan dengan lancar. 

Manajemen Bukopin di bawah kendali KB Kookmin  saat ini sedang merancang berbagai agenda korporasi untuk pengembangan Bank Bukopin ke depan. Salah satunya adalah rencana penerbitan obligasi untuk penguatan permodalan.  

Sementara Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan, memang pelaku pasar cukup menaruh perhatian besar atas apa yang terjadi dalam sebuah emiten. Apalagi jika itu terkait kisruh para pemegang saham besar.

"Terkait dengan penurunan saham memang sebelum-sebelumnya adanya kisruh antara pemegang saham lama dan baru ini turut mempengaruhi sentimen di pasar. Karena pasti pelaku pasar berasumsi kalau ada kisruh berpengaruh pada kinerja fundamentalnya," terangnya.

Namun Reza menilai yang terjadi pada saham BBKP seminggu terakhir lebih karena koreksi wajar. Sebab sebelumnya saham BBKP sudah naik seiring dengan masih belum jelasnya keputusan saham pengendali BBKP.

"Terkait penurunan saham beberapa hari ini trennya lebih kepada sudah price in. Maksudnya kan Bukopin akhirnya sudah bisa dipastikan ya si Kookmin yang menguasai. Tadinya kan pasar masih berspekulasi, nah spekulasi ini yang membuat pergerakan saham BBKP mengalami peningkatan. Sekarang ketika hasilnya sudah pasti KB sebagai pemegang saham mayoritas ya berarti sudah tidak ada sentimen lagi," terangnya. (RO/Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya