Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Wah, Harga Cabai Anjlok Rp10 Ribu per Kilogram

Despian Nurhidayat
01/9/2021 15:13
Wah, Harga Cabai Anjlok Rp10 Ribu per Kilogram
Harga cabai anjlok(Antara)

BEBERAPA pekan lalu, pasar dihebohkan dengan anjloknya harga cabai yang mencapai rata-rata Rp10.000 per kg. Hal ini terjadi lantaran pasokan cabai yang menggunung di tengah keterbatasan penyerapan atau konsumsi dari masyarakat akibat adanya PPKM.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian Bambang Sugiharto mengatakan, sebetulnya komoditas pertanian sudah biasa dalam mengalami siklus harga yang naik turun. Penyebab utama hal ini terjadi lantaran kondisi permintaan yang tidak sebaik pada masa sebelumnya.

"Harga cabai rawit dan cabai merah bulan Januari 2021 di tingkat petani itu mencapai Rp50.000 per kg, Februari naik Rp60.000, Maret Rp80.000 bahkan beberap daerah ada yang sampai Rp100.000. Tapi April turun lagi menjadi Rp50.000, Mei Rp30.000, Juni Rp20.000, dan Juli sampai sekarang mencapai Rp10.000," ungkapnya dalam acara diskusi bersama wartawan di Kantor Direktorat Jenderal Holtikultura, Jakarta, Rabu (1/9).

Bambang menambahkan, penurunan harga cabai pada periode Juli-Agustus 2021 disebabkan oleh produksi cabai yang cukup baik dari petani, tapi tidak didukung oleh permintaan dari masyarakat dikarenakan kondisi PPKM.

Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa pihaknya menghadirkan bebeeapa solusi agar pendapatan para petani cabai tidak ikut anjlok dalam keadaan PPKM.

"Di antaranya kita langsung serap cabai dari petani. Petani yang laporkan harga rendah langsung kita beli misalnya dari Temanggung, Kebumen dan lainnya. Kita juga bantu simpan dan kita pasarkan ke beberapa sektor. Seperti industri kita passrkan ke Indofood, Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) juga ikut menyerap," tegas Bambang.

"Kita juga datangi mitra kerja kementerian lain untuk pegawainya ikut menyerap. Lalu ada kegiatan pasar tani, di mana ada 100 unit pasar tani yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal-hal ini terus kita lakukan untuk mengatasi gejolak harga cabai maupun kondisi yang menimpa komoditas lain nantinya," lanjutnya.

Ke depan, Bambang juga menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong pengolahan cabai dalam bentuk jadi. Seperti cabai kering kemasan, sambal kemasan dan juga minyak cabai.

Baca juga : BPS Catat Inflasi Agustus 2021 Sebesar 0,03%

"Kita akan mendorong agar cabai ini tidak hanya dalam bentuk fresh tapi juga bisa diolah dalam bentuk jadi. Ini bisa menjadi jawaban atas anjloknya harga cabai. Kita ke depan juga ingin menghasilkan minyak cabai. Negara Eropa sudah pakai minyak cabai dan Indonesia akan mengikuti hal itu. Itulah upaya kita hilirasi, ubah pola konsumsi agar cabai tidak jadi gejolak nasional," ujar Bambang.

Di tempat yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Retno Sri Hartati Mulyandari menekankan bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya untuk mengedukasi para petani cabai untuk mengolah hasil panen menjadi produk jadi.

Selain itu, menurutnya dalam kondisi menurunnya harga komoditas, semua pihak dapat ikut berkontribusi agar permasalahan ini dapat teratasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah ikut menyerap komoditas tersebut.

"Harapan kami bahwa situasi dapat kembali membaik dan masyarakat harus paham bahwa dalam situasi ini tidak hanya Kementan yang harus berkontribusi, tapi semua stakeholder dan juga masyarakat," tuturnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menambahkan, saat ini Kementan akan fokus untuk menjaga produksi dan konsumsi dari komoditas pertanian dalam keadaan stabil.

"Hal terpenting adalah bagaimana kita bisa maintenance produksi dan juga harga yang dapat menguntungkan petani tapi tidak terlalu mahal bagi masyarakat," pungkas Kuntoro Boga. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik