Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Keuangan Syariah Tunjukkan Tren Pertumbuhan Positif

M. Ilham Ramadhan Avisena
25/8/2021 12:57
Keuangan Syariah Tunjukkan Tren Pertumbuhan Positif
Pegawai menghitung uang di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI) Thamrin, Jakarta, Selasa (24/8).(Antara)

INDONESIA Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perkembangan keuangan syariah di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten dan positif. Tren tersebut juga diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang.

"Keuangan syariah di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dan positif, aset perbankan syariah di sisi perbankan tercatat sebesar 15,6% dan asetnya telah mencapai Rp598,2 triliun. Bukti ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah jauh lebih baik daripada sistem perbankan konvensional," ujarnya dalam Annual Islamic Finance Conference kelima bertajuk The Role of Islamic Finance in Supporting Economic Recovery: Enchancing Productivity, Financial Stability, Sustainable and Inclusive Growth, Rabu (25/8).

Sri Mulyani menambahkan, tren pertumbuhan positif juga terjadi di sektor pasar modal syariah. Tercatat jumlah investor mengalami peningkatan 9,3% pada triwulan I 2021. Sedangkan outstanding sukuk Indonesia mencapai Rp1.076 triliun pada Juli 2021, atau tumbuh 10,75% secara tahunan.

Indonesia merupakan negara yang terdepan dalam penerbitan sukuk global di pasar internasional. Setidaknya peranan Indonesia berkisar 23,11% dari total penerbitan sukuk global yang bernilai US$23,65 miliar.

Pembangunan yang terjadi di Indonesia, sebut Sri Mulyani, tak terlepas dari peranan keuangan syariah. Sejak 2013, sebanyak 3.447 proyek pembangunan dibiayai oleh dana yang berasal dari penerbitan sukuk.

"Indonesia tentunya telah melakukan diversifikasi dan inovasi pada instrumen keuangan. Tentu mereka memiliki potensi keuangan Islam yang sangat kuat, baik di dalam negeri maupun global," ujar Sri Mulyani.

Perempuan yang karib di sapa Ani itu menyampaikan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalisasi pasar keuangan syariah. Hal itu dapat dilakukan dengan pengembangan varian pembiayaan seperti Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS) dan Green Sukuk.

Peluang besar itu diperkuat dengan penerbitan sukuk yang laris kendati di tengah pandemi covid-19. "Instrumen keuangan baru, yang kami perkenalkan dalam beberapa tahun terakhir sebagai potensi untuk terus berkembang.  Dan ini juga merupakan game changer di dalam negeri maupun global," jelas Sri Mulyani.

Di kesempatan yang sama, Direktur Umum dari Islamic Developmet Bank (IsDB) Sami Al Suwailem menyampaikan pentingnya untuk mengubah paradigma ekonomi dengan keuangan syariah. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi yang lebih kuat.

"Dalam konteks ini, keuangan sosial Islam, termasuk zakat, wakaf, infaq dan sedekah sehingga pemikiran asuransi koperasi antara lain merupakan jaring pengaman vital, diperlukan untuk ketahanan perekonomian. Kita sudah menyaksikan dampak positif dari amal dan membudayakan pendapatan usaha mikro dan kecil, seperti yang dilaporkan oleh penelitian terbaru dari berbagai belahan dunia," terangnya.

Sami menilai, intergasi keuangan sosial berbasis syariah dapat diarahkan kepada pasar modal syariah. Dia bilang, CWLS yang diterbitkan Indonesia merupakan inovasi yang cukup baik karena memadukan keuangan sosial berbasis syariah dengan keuangan publik.  (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik