Pelaku Pasar Menunggu Arah Kebijakan PPKM Lanjutan

Fetry Wuryasti
09/8/2021 10:20
Pelaku Pasar Menunggu Arah Kebijakan PPKM Lanjutan
ilustrasi(Antara)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (9/8) dibuka pada level 6.203,75. Indeks segera menyentuh titik tertinggi di level 6.239,02 (0,57%).

Pekan ini investor akan mencermati perkembangan terkait lanjutan atau pelonggaran PPKM Level 4 dan kasus Covid-19 secara harian. Investor juga akan mengantisipasi rilis data CPI dari Tiongkok.

Hari ini (9/8) merupakan hari terakhir PPKM level 4 yang sebelumnya diperpanjang, pelaku pasar akan mencermati perpanjangan PPKM, yang diduga akan dilonggarkan melihat penurunan kasus Covid-19 beberapa hari ke belakang.

"Untuk IHSG pada hari ini kami perkirakan akan bergerak flat, menanti pengumuman perpanjangan PPKM," kata Head of Equity Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma, Senin (9/8).

Pergerakan pasar saham masih diselimuti antusias pelaku pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi di semester II-2021. Saat ini penanganan pandemi cukup penting guna menjaga pertumbuhan ekonomi tetap pada jalur positif.

"Dapat dikatakan saat ini tidak ada pertukaran antara kesehatan dan ekonomi. Hal ini berbanding lurus dimana pemulihan dari kesehatan dapat menopang laju pertumbuhan ekonomi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.

Sepanjang semester I-2021 pemerintah telah mengeluarkan berbagai stimulus guna menjaga dan mengembalikan daya beli masyarakat, termasuk dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk menjaga tekanan sebagai dampak dari pandemi.

Hal ini tercermin dari realisasi APBN hingga pertengahan tahun mencapai 42,6% dari total keseluruhan. Pemerintah juga masih dapat melonggarkan defisit APBN sampai minus 5,7%. Angka tersebut setara dengan Rp2.750 triliun. Program vaksinasi dan juga pengetatan aktivitas diharapkan dapat menurunkan laju kenaikan dari sebaran kasus baru virus corona.

"Kami memperkirakan pemulihan ekonomi bertahap akan terus berjalan di tengah penerapan PPKM level 3-4. Kami melihat katalis dari pemulihan ekonomi di paruh kedua tahun ini adalah permintaan komoditas dari eksternal yang didorong oleh pemulihan global yang lebih cepat, permintaan domestik yang didorong oleh percepatan vaksinasi, inflasi yang relatif rendah dan stabil untuk mendukung daya beli," kata Nico.

Selanjutnya, peningkatan belanja pemerintah di paruh kedua karena faktor musiman, penerapan UU Cipta Kerja serta peran Indonesia Investment Authority dalam memperbaiki iklim investasi. Selanjutnya komitmen pemerintah dan Bank Indonesia untuk mempertahankan kebijakan fiskal serta moneter yang akomodatif dinilai berperan penting dalam pemulihan tersebut.

"Di sisi lain, risiko yang dihadapi oleh prospek pemulihan adalah mutasi virus, yang dapat dipicu juga oleh buruknya pengendalian kasus baru seperti capaian vaksinasi yang tidak sesuai target," kata Nico.

Pada penutupan pekan lalu (6/8), pasar AS bergerak mixed. Index Dow Jones naik +0,41%, S&P 500 menguat +0,17% namun Nasdaq terkoreksi -0,4%.

"Dari AS, pada hari ini terdapat rilis data ekspektasi inflasi konsumen (sebelumnya: 4.,8%), lalu dapat diperhatikan kenaikan yield UST 10Y yang kembali naik ke level 1,30%, sementara itu indeks dolar AS mengalami kenaikan +0,57%, saat ini berada di level 92,78.

Pasar komoditas terpantau bergerak mixed. Pada Jumat lalu, WTI turun -1,7% ke level US$67,9/Bbl, Brent bergerak turun (-1,4% ke level US$70,2/Bbl), batubara menguat +3,18% ke level US$160/Ton, nikel -1,36% ke level US$19,194/Ton, CPO naik +1,6% ke level MYR 4,283/ton. Harga emas terpantau melemah (-2,3% ke level US$1,762/t.oz). (OL-13)

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Pengusaha kalau Ada Aparat Nakal, Laporkan!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya