Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

CORE Prediksi Pertumbuhan Triwulan II 4,5% - 5,5%

M Ilham Ramadhan
28/7/2021 12:22
CORE Prediksi Pertumbuhan Triwulan II 4,5% - 5,5%
Pertumbuhan ekonomi triwulan II masih relatif aman. Dampak pengetatan mobilitas bakal terasa di triwulan III(Antara/Hafidz Mubarak)

BADAN Pusat Statistik (BPS) bakal merilis angka pertumbuhan ekonomi triwulan II Indonesia pada pekan depan.

Lalu berapa besar proyeksi pertumbuhannya? Dan bagaimana prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun?

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II akan berkisar 4,5%-5,5%. Prediksi itu sejalan dengan berbagai indikator perekonomian yang sempat membaik sejak triwulan I 2021.

“Di triwulan II kita perdiksikan akan tumbuh 4,5%-5,5%, ini artinya pertama kali tumbuh positif sejak triwulan II 2020,” ujar Direktur Eksekutif CORE Indonesia dalam CORE Midyear Review 2021 bertajuk Menahan Gelombang Ketidakpastian Ekonomi yang dikutip pada Rabu (28/7).

Dia mengatakan, sejatinya ekonomi Indonesia memiliki prospek yang jauh lebih baik. Hanya, karena penyebaran covid-19 mengalami peningkatan dalam beberapa waktu ke belakang dan menyebabkan adanya pengetatan mobilitas masyarakat menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi menjadi tertahan.

Faisal bilang, dampak dari pengetatan mobilitas masyarakat itu diprediksi akan terlihat pada perekonomian di triwulan III nanti. CORE Indonesia, sebutnya, memprediksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 3% hingga 4,5%. Dengan catatan penanganan pandemi dapat dikendalikan dengan cepat.

Sedangkan pertumbuhan di triwulan IV juga diprediksi akan berkisar 3%-4,5%. Dus, secara menyeluruh ekonomi Indonesia pada 2021 diprediksi akan tumbuh di kisaran 2,5% hingga 3,5%. “Prediksi kami untuk tahun 2021, kita prediksikan pertumbuhan ekonomi di tahun ini akan berada pada kisaran 2,5%-3,5%, sebetulnya kemarin kita titik mediannya ada di 3%. Tapi kalau kita ambil range itu ada di antara 2,5%-3,5%,” jelas Faisal.

Dia menekankan, penanganan pandemi masih menjadi kunci dari pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah, kata Faisal, mesti bisa mengontrol persoalan kesehatan tersebut untuk bisa menahan ancaman pelemahan ekonomi dari dalam negeri.

Namun dia mengatakan, ancaman eksternal bagi pelemahan ekonomi Indonesia juga berpotensi muncul. Itu berkenaan dengan pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan membuat The Federal Reserve (The Fed) menghentikan guyuran stimulus bagi negerinya.

“Apalagi kalau kita hubungkan dari tekanan eksternal, tappering off yang kemungkinan besar akan terjadi di tahun depan, ini justru akan semakin menekan pemulihan ekonomi kita. karena di samping secara domestik kita menghadapi covid, ada juga tekanan eksternal dari potensi tappering off,” imbuh Faisal.

“Potensi dari ketidakpastian ekonomi ini menghambat kembali pemulihan ekonomi sehingga pertumbuhannya tidak bisa tinggi seperti apa yang diprediksikan oleh pemerintah, masih di bawah dari itu,” sambungnya.

Di kesempatan yang sama, peneliti CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan, pemerintah bisa mengoptimalisasi belanja pusat untuk menahan pelemahan ekonomi sebagai dampak dari pandemi covid-19. Hal itu, kata dia, terbukti di 2021, di mana belanja pemerintah pusat mampu menahan tekanan ekonomi.

“Belanja pemerintah pusat ini menjadi penting untuk mendorong proses pemulihan. Tahun lalu, ketika pemerintah merealokasi belanja untuk PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), perekonomian mengalami perbaikan. Lalu pada triwulan II saat itu, realokasi dilakukan besar-besaran dan ikut mendorong pemulihan,” imbuh Yusuf.

Berdasarkan catatan CORE Indonesia, realisasi pertumbuhan belanja pemerintah pusat berhubungan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tercatat pada triwulan II 2020 ketika belanja pemerintah pusat tumbuh 6%, ekonomi Indonesia tumbuh -5,3%. Lalu di triwulan III 2020 belanja pemerintah pusat tercatat tumbuh 21% dan ekonomi Indonesia tumbuh -3,4%.

Kemudian pada triwulan IV 2020 belanja pemerintah pusat tumbuh 21% dan perekonomian tumbuh -2,2%. Berikutnya pada triwulan I 2021, belanja pemerintah pusat tercatat tumbuh 25% dan perekonomian tumbuh -0,7%. “Jadi belanja pemerintah pusat ini akan menjadi krusial dalam konteks pemulihan ekonomi, dan di triwulan III ini bisa mendorong dan menahan agar pertumbuhan ekonomi tidak terjerembap terlalu dalam,” pungkas Yusuf. (Mir/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya