Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DI tengah naiknya kasus pandemi covid-19 dan pemberlakuan PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021 lalu, pemerintah tetap optimis dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang akan mencapai 7,1-7,5%.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, PPKM Darurat tidak akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 karena baru diterapkan pada bulan Juli 2021.
"Pemberlakukan PPKM Darurat pada 3 Juli, tentunya dampaknya ini pasti ada ke pertumbuhan di kuartal III dan IV 2021,” ungkapnya dalam acara Mid Year Economic Outlook Day, Selasa (6/7).
Selain itu, Iskandar juga menyampaikan ada beberapa sektor yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021. Seperti peningkatan pada indeks penjualan riil, penjualan kendaraan bermotor dan volume output industri.
Baca juga: Bank Syariah Harus Terapkan Keuangan Berkelanjutan di Masa Pandemi
Selain itu, penerimaan perpajakan pemerintah pada semester I-2021 tercatat tumbuh positif 4,9%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semester I-2020 yang terkontraksi sebesar minus12%.
Penerimaan cukai pun meningkat tinggi, sebesar 31,1% pada semester I-2021, dari 8,8% pada semester I-2020. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga tercatat meningkat sebesar 11,4% dibandingkan semester I-2020 sebesae minus 11,2%.
Iskandar juga menegaskan bahwa indikator lainnya yang akan menopang pertumbuhan ekonomi adalah belanja pemerintah yang tercatat tumbuh 9,4% pada semester I-2021.
Faktor lainnya, adalah low based effect pada kuartal II-2021, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar minus 5,32%.
“Dengan kontraksi ini, PDB Indonesia berdasarkan harga konstan pada kuartal II-2020 hanya Rp2.589 triliun, padahal di kuartal I-2021 kemarin pertumbuhan ekonomi yang minus 0,74% menghasilkan PDB berdasarkan harga konstan sudah mencapai Rp2.680 triliun. Hitung-hitungan pemerintah, maka kuartal II akan tumbuh 7,1% sampai 7,5%” pungkasnya. (OL-4)
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved