Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Kembangkan Ekosistem Habitat Flora Fauna,Zainal Dukung Pelestarian

Mediaindonesia.com
13/6/2021 13:10

BERMULA dari kegemaran memelihara satwa langka dan menanam aneka buah-buahan, pria asal Bali, Zainal Tayib suskes menciptakan ekosistem habitat flora dan fauna yang terbilang langka.

Sekitar 50 tahun silam, Zainal memulai hobinya itu di lahan pribadinya yang terletak di pinggiran Kota Denpasar.

Dengan suasana perkebunan mirip hutan, selain memelihara berbagai jenis satwa (fauna) baik asal asli Indonesia dengan izin KSDA dan asal luar negeri, Zainal juga menanam berbagai jenis flora yang ditata sedemikian rupa menciptakan atmosfir kehidupan flora dan fauna yang sangat indah, asri, dan unik.

Upaya pelestarian satwa langka dan koleksi tanaman buah tersebut, didanai melalui kantong pribadinya. Zainal yang juga berprofesi sebagai pengusaha bisa menjadi contoh pelopor kesehatan hewan dalam pelestarian satwa langka dan koleksi tanaman buah yang positif bagi masyarakat luas.

Pemeliharaan berbagai jenis satwa (fauna) merupakan kegiatan utama yang dilakukan di lokasi tersebut terutama pemeliharaan burung, baik yang berasal dari luar Indonesia atau asli/endemik Indonesia. Di antara burung endemik tersebut adalah burung Jalak/Curik Bali (Leucopsar rothschildi), yang menjadi lambang dari Provinsi Bali.

“Perkembangan burung Jalak Bali ini cukup pesat. Dari 1 tahun saya sudah berhasil mengembangbiakkan menjadi sekitar 60- 70 ekor di sini," ujar Zainal ketika ditemui di kediamanya di Bali, Selasa (8/6).

Zainal yang memiliki darah Bugis menyebutkan jenis Jalak lain asal Bali, juga dipeliharanya, yaitu Jalak Nusa Penida. Namun tidak seindah Jalak Bali tersebut.

Sejumlah burung asal luar Indonesia juga dipelihara seperti merak China, merak emas, merak hijau dll yang jumlahnya puluhan ekor. Selain bangsa burung, juga dipelihara jenis ayam jantan sekitar 400 ekor dan jenis unggas lainnya.
 
Di samping pemeliharaan satwa seperti tersebut di atas, Zainal juga mengembangkan budidaya berbagai jenis tanaman. Terdapat berbagai jenis tanaman buah-buahan serta tanaman umbi-umbian. “Saya juga menanam beberapa tanaman buah seperti manggis, jambu boll, jeruk, papaya, semangka, rambutan, mangga, pisang, sawo dan lain-lain," sebut Zainal.

“Sedangkan umbi utama yang ditanam di sini adalah ketela pohon , talas, dan ketela rambat. Sebagian besar tanaman tersebut sudah dan sedang berbuah/berumbi,“ jelasnya.

Berdasarkan hasil pantauan tim Kementerian Pertanian, praktik implementasi sistem pemeliharaan satwa di lokasi tersebut, memenuhi aspek Good Breeding Practice (GBP) dan Good Farming Practice (GFP) dan sesuai kaidah prinsip-prinsip kesejahteraan hewan Animal Welfare (AW) yang sangat memadai. Demikian juga pemeliharaan tanaman memenuhi strata manajemen pertanian secara umum dengan tujuan koleksi dan produksi.

“Saya sangat men-support apa yang Kementerian Pertanian ajarkan kepada kami untuk mengembangkan pelestariaan satwa langka di sini, “ ujarnya. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya