Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

BI Luncurkan Buku Kebijakan Makroprudensial di Indonesia

Despian Nurhidayat
28/5/2021 15:16
BI Luncurkan Buku Kebijakan Makroprudensial di Indonesia
Logo Bank Indonesia.(MI/Panca Syurkani.)

BANK Indonesia (BI) baru saja meluncurkan Buku Kebijakan Makroprudensial di Indonesia. Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan utama dalam kegiatan pembelajaran kebijakan makroprudensial.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, kebijakan makroprudensial yang akomodatif khususnya berbasis kredit telah menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan mengingat sifatnya yang countersiklikal terhadap siklus keuangan yang kontraktif di era pandemi covid-19 sehingga membantu mendorong pemulihan ekonomi. "Kebijakan makroprudensial juga terus disinergikan bersama dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan regulasi mikroprudensial," ungkapnya dalam acara Peluncuran Buku Kebijakan Makroprudensial di Indonesia secara virtual, Jumat (28/5).

Beberapa contoh kebijakan telah diimplementasikan oleh BI di antaranya loan to value (LTV) serta penurunan uang muka bagi kredit perumahan serta kepemilikan kendaraan diformulasikan untuk mendorong konsumsi masyarakat sekaligus mendorong pemulihan sektor properti dan otomotif. Ini dipandang memiliki forward and backward linkage terhadap sektor-sektor ekonomi lain.

Kebijakan lain ialah penyesuaian rasio intermediasi makroprudensial dengan mengubah target RIM (84%-94%) serta menambahkan komponen wesel ekspor untuk terus mendorong kredit perbankan. "Selanjutnya, BI juga mendorong transparansi suku bunga kredit perbankan untuk mempercepat transmisi kebijakan moneter kepada suku bunga kredit perbankan dan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha. Saat ini BI akan segera meluncurkan kebijakan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) dalam rangka mendorong kredit perbankan kepada sektor pembiayaan inklusif dan UMKM," ujar Destry.

 

Ke depan, Destry memastikan bahwa BI akan terus berupaya merumuskan dan menyinergikan kebijakan makroprudensial secara inovatif dan terukur guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menjaga ketahanan stabilitas sistem keuangan. "Namun demikian, hal ini merupakan tantangan bagi BI dalam terus memformulasikan kebijakan makroprudensial yang tepat mengingat kebijakan makroprudensial bukanlah sebuah kebijakan yang one size fits all policy," tegasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya